AS Setujui Remdesivir Sebagai Obat Covid-19

Remdesivir adalah salah satu obat yang turut digunakan Trump saat terinfeksi Covid-19

Gilead Sciences via AP
Foto oleh Gilead Sciences menunjukkan remdesivir yang telah disetujui FDA sebagai obat Covid-19.
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui obat antivirus remdesivir hasil produksi Gilead Sciences Inc untuk merawat pasien Covid-19 pada Kamis (22/10). Sejauh ini remdesivir menjadi obat pertama dan satu-satunya yang disetujui untuk penyakit tersebut di AS.

Persetujuan resmi FDA datang beberapa jam sebelum debat final capres AS diselenggarakan. FDA pun mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat remdesivir untuk merawat pasien anak-anak berusia di bawah 12 tahun di rumah sakit. Namun berat mereka harus memenuhi syarat.

Pengumuman FDA membuat saham Gilead naik 4,3 persen setelah jam perdagangan menjadi 63,30 dolar AS. Gilead mengatakan saat ini pihaknya memenuhi permintaan dalam negeri. Namun mereka akan mengantisipasi lonjakan permintaan global pada akhir Oktober.

Remdesivir adalah salah satu obat yang turut digunakan Trump saat terinfeksi Covid-19. Sejak Mei lalu, FDA telah mengizinkan remdesivir untuk penggunaan darurat. Keputusan itu diambil setelah penelitian yang dipimpin oleh National Institutes of Health menunjukkan remdesivir mengurangi masa tinggal di rumah sakit selama lima hari.

Namun pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan uji coba global pengobatan Covid-19 menemukan remdesivir tidak memiliki efek substansial pada lama pasien tinggal di rumah sakit atau kemungkinan bertahan hidup. Studi itu belum ditinjau oleh para ahli dari luar.

Remdesivir telah menjadi standar perawatan untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah dengan gejala parah. Kendati demikian obat tersebut belum terbukti meningkatkan kelangsungan hidup.

Baca Juga

Obat itu pun belum terbukti secara signifikan membantu pasien yang sakit sedang. Banyak dokter tetap berhati-hati dalam menggunakannya pada pasien dengan penyakit yang tidak terlalu parah.

 
Berita Terpopuler