Wapres Sebut Aset Merger Bank Syariah Capai Rp 390 Triliun

Merger ini akan melibatkan bank syariah dari anak usaha bank BUMN.

KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin menyebut bank syariah hasil merger berpotensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.
Rep: Fauziah Mursid Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan penggabungan atau merger bank syariah anak usaha bank BUMN diharapkan meningkatkan partisipasi Indonesia dalam perekonomian syariah global. Secara khusus, bank syariah baru hasil merger ini diharapkan akan memiliki kemampuan yang besar dalam menciptakan peluang bisnis.

"Dan menjadi pemain penting dalam sukuk global, serta berpotensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar," ujar Ma'ruf saat menghadiri acara Best Syariah 2020 secara virtual, Selasa (20/10).

Ma'ruf mengatakan, upaya merger ini dilakukan dalam rangka memperkuat kelembagaan keuangan syariah di dalam negeri dan dalam rangka meningkatkan partisipasi Indonesia dalam perekonomian syariah global. Sebab, merger tiga bank syariah yang dimiliki oleh Himbara yaitu Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah ini diperkirakan akan meningkatkan aset dengan total aset yang dimiliki besarnya sekitar Rp 225 triliun dengan 1.200 kantor cabang di seluruh pelosok tanah air.

"Diperkirakan pada tahun 2025 asetnya akan mencapai Rp 390 triliun sehingga mampu bersaing secara kompetitif di tingkat nasional, regional, maupun global," katanya.

Saat ini proses penggabungan secara teknis akan segera dimulai. Apalagi dengan telah ditandatangani Conditional Merger Agreement (CMA) dan telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa hari lalu.

"Dengan ditandatanganinya CMA ini, maka proses penggabungan secara teknis akan segera dimulai. Diharapkan bank syariah baru ini akan beroperasi penuh pada Februari 2021," katanya.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler