Remdesivir Miliki Efek Kecil Kurangi Risiko Kematian Corona

Penelitian WHO ini jadi pukulan bagi harapan untuk merawat pasien Covid-19

Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Penelitian besar yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa obat remdesivir tidak meningkatkan peluang kelangsungan hidup dalam kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19).
Rep: Puti Almas Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian besar yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa obat remdesivir tidak meningkatkan peluang kelangsungan hidup dalam kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Sejauh ini, lebih dari 11.200 pasien yang dirawat di seluruh dunia karena penyakit ini telah dirawat menggunakan obat tersebut.

Selain remdesivir, ada beberapa obat anti-virus yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19, yaitu lopinavir, hidroksikloroquin, interferon atau plasebo. Tetapi, tidak satupun dari obat-obatan ini yang secara substansial mempengaruhi risiko kematian.

Dilansir dari NZ Herald, laporan dari penelitian yang dilakukan WHO menjadi pukulan bagi harapan bahwa dunia dapat lebih baik merawat pasien Covid-19, di mana penyakit ini telah menjadi pandemi sejak Maret lalu. Lebih dari satu juta orang di seluruh dunia telah meninggal akibat corona.

Temuan uji coba WHO, yang disebut dengan SOLIDARITY menjadi berita yang sangat buruk bagi banyak negara di seluruh. Secara khusus di Amerika Serikat (AS), di mana remdesivir adalah salah satu dari hanya dua pengobatan yang mendapatkan otorisasi darurat dari Food and Drug Administration (FDA).

Pemerintah AS dalam sebuah pernyataan sebelumnya mengatakan penelitian menunjukkan bahwa remdesivir telah meningkatkan peluang kelangsungan hidup bagi pasien Covid-19. Tak hanya itu, obat ini juga diyakini mempersingkat waktu pemulihan orang-orang yang menderita penyakit infeksi virus corona jenis baru.

Bahkan, Pemerintah AS telah mengumpulkan persediaan remdesivir. Regulator seperti FDA juga mencabut persetujuan darurat untuk obat lain yang ditemukan tidak efektif untuk mengobati virus corona jenis baru melalui uji coba WHO.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler