Survei: Publik Percaya Pemerintah Bisa Kembangkan Vaksin

57 persen responden ingin menggunakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan pemerintah.

Republika
Vaksin Merah Putih dikembangkan sejumlah lembaga. Hasil riset yang dilakukan lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menemukan bahwa publik optimistis pemerintah dapat mengembangkan vaksin virus SARS-CoV-2 alias Covid-19.
Rep: Rizkyan Adiyudha  Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil riset yang dilakukan lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menemukan bahwa publik optimistis dengan keberadaan vaksin virus SARS-CoV-2 alias Covid-19. Survei tersebut menangkap kalau masyarakat percaya pemerintah dapat mengembangkan vaksin virus tersebut.

Baca Juga

"Sebanyak 65,2 persen menyatakan bahwa mereka percaya pemerintah akan menemukan vaksin Covid-19 ini," kata Direktur Eksekutif KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, Senin (14/9).

Dia mengatakan, kepercayaan tersebut juga berimbas kepada optimisme publik terhadap vaksin lokal yang dikembangkan pemerintah, vaksin Merah Putih. Dia mengatakan, 70,1 persen responden merasa optimistis terhadap vaksin lokal tersebut.

Vaksin saat ini masih dalam tahap pengembangan. Kunto mengatakan, survei menangkap bahwa sebanyak 57 persen responden menyatakan ingin menggunakan vaksin tersebut jika sudah ditemukan. 

Dia berpendapat, optimisme kepercayaan, optimisme dan keinginan itu seharusnya menjadi motivasi bagi pemerintah dalam mengembangkan vaksin ini tidak hanya secara cepat. Namun juga tepat dan sesuai dengan kaidah etika yang sudah berlaku.

Survei dilaksanakan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan. Survei dilakukan dengan mewawancarai 1200 responden yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia pada 18 Agustus hingga 6 September.

Sementara, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia tercatat mengalami peningkatan 3.141 pada Senin (14/9) ini. Penambahan itu membuat total keseluruhan kasus infeksi Covid-19 di Nusantara mencapai 221.523 orang dari 34 provinsi.

Angka kesembuhan juga mengalami peningkatan 3.395 orang dengan total kasus sembuh mencapai 158.405 orang. Meski demikian, angka kematian juga bertambah 118 orang dengan total kasus berujung pada meninggal dunia sebanyak 8.841 orang.

 
Berita Terpopuler