Food Station Jakarta Usulkan Susu Masuk dalam Bantuan Pangan

Susu diusulkan masuk dalam program Bantuan Pangan Non Tunai.

shutterstock
Susu segar. Direktur Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi, mengusulkan agar komoditas susu dimasukkan dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi, mengusulkan agar komoditas susu dimasukkan dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat. Arief mengatakan, upaya peningkatan konsumsi susu cukup penting pada masa saat ini.

Baca Juga

"Saya usulkan susu dimasukkan dalam BPNT karena susu mengandung zat yang memang diperlukan untuk menambah energi," kata Arief dalam Webinar Pusat Kajian Pertanian dan Advokasi, Senin (31/8).

Arief mengatakan, Food Station sebelumnya telah memasukkan komoditas susu dalam program Kartu Jakarta Pintar Plus yang diberikan kepada 1 juta penerima manfaat setiap bulannya. Susu tersebut merupakan susu lokal yang diproduksi dari Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KSPBU) sehingga dipastikan bukan susu impor.

Hanya saja, lantaran adanya pandemi Covid-19, program-program bantuan sosial diutamakan untuk komoditas pangan pokok. Sementara, sumber protein susu seperti protein tidak diberikan rutin. Adapun pasokan susu yang telah disiapkan, alhasil dijual secara komersial.

Pemerintah pun diketahui telah memperpanjang program bantuan sosial berupa BPNT senilai Rp 200 ribu per bulan hingga akhir Desember 2020 dari biasanya Rp 150 ribu per bulan. Menurut Arief, susu perlu dimasukkan dalam program tersebut seiring adanya penambahan alokasi sekaligus momentum meningkatkan konsumsi susu dalam negeri.

"Diperlukan komitmen politik pemerintah karena dengan meningkatkan konsumsi susu sekaligus dapat mencegah stunting," ujarnya.

 
Berita Terpopuler