Tetes Air Mata Haru Petugas Medis Arab Saudi Saat Berhaji

Haji tahun ini dilaksanakan terbatas sehingga jamaah bisa lebih khusyuk beribadah.

AP
Tetes Air Mata Haru Petugas Medis Arab Saudi Saat Berhaji. Jamaah haji berdoa di Jabal Rahmah di Arafah dengan memakai masker dan menjaga jarak sosial guna menghindari penyebaran virus corona di Arafah, Arab Saudi, Kamis (30/7/2020).
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sejak minggu pertama Covid-19 menyebar di Arab Saudi hingga saat ini, petugas medis bekerja tanpa henti. Salah satunya, Hamza Alherz, yang bertugas di rumah sakit pemerintah di Riyadh.

Baca Juga

Sifat memberi harus mengalir dalam darahnya. Ia adalah salah satu dari delapan saudara kandung, semua dokter, yang menjawab panggilan untuk merawat pasien di Kerajaan Saudi di tengah pandemi.

Alherz dan semua saudaranya terjangkit Covid-19 saat bertugas. Namun, hanya ia yang diberikan kehormatan melakukan haji, sebagai ucapan terima kasih Kerajaan atas pelayanan yang ia berikan.

"Ini adalah pertama kalinya saya melakukan haji. Itu perasaan yang luar biasa," katanya dilansir di The National, Senin (3/8). The National melakukan panggilan Zoom pada hari terakhirnya di tempat suci di Mina.

Kurang dari 10 ribu orang diberikan izin melakukan ibadah haji tahun ini. Sebanyak 30 persen dari jamaah haji merupakan warga asal Saudi yang telah dan masih bekerja di garis depan krisis, baik dari sisi kesehatan maupun keamanan.

Sejumlah jamaah haji berjalan menuju Jabal Rahmah di Arafah dengan memakai masker dan menjaga jarak sosial guna menghindari penyebaran virus corona di Arafah, Arab Saudi, Kamis (30/7/2020). - (AP)

Ritual Islam tahun ini terbatas pada mereka yang sudah tinggal di Arab Saudi. Sebanyak 70 persen di antaranya adalah penduduk dari 160 negara. Banyak rekan Alherz yang sebelumnya tertular virus saat bekerja, kini menjalani haji dan pulih dari Covid-19.

Ia lantas mengatakan, panggilan yang memberi tahu ia terpilih melakukan haji luar biasa tahun ini adalah berita terbaik yang ia dapatkan di tahun ini. Ia juga menyebut, satu tahun terakhir hingga perjalanan haji ini mengingatkannya pada sebuah ayat dalam Alquran.

"Allah SWT berfirman, 'Kamu mungkin membenci sesuatu meskipun itu baik untukmu'. Saya merasakan ayat ini dalam situasi dan yang terjadi pada saya," kata Alherz.

Sebelum ia tertular virus, semua pihak di sektor kesehatan merasa takut jika itu terjadi. Hingga akhirnya hal tersebut terjadi pada dirinya. Ketika akhirnya ia mendapat berita akan pergi haji, ia merasa makna ayat suci tersebut benar-benar berlaku baginya.

Alherz menjelaskan, saat yang paling menyentuh dari perjalanannya adalah selama Hari Arafat, hari kedua haji. Saat itu, para peziarah mengunjungi Gunung Arafah, di mana Nabi Muhammad menyampaikan khutbah perpisahannya.

Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Media Saudi menunjukkan seorang jamaah haji berdoa selama Tawaf Al-Ifadah selama ritual simbolis Rajam Setan, melemparkan tujuh kerikil di tiga pilar terbesar, yang dikenal sebagai Jamrat Al-Aqaba di hari ketiga Haji 2020 di Mina, di Makkah, Arab Saudi, 31 Juli 2020. - (EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF MEDIA HANDOUT )

"Saya sebelumnya banyak melihat rekaman Gunung Arafah selama haji. Saya melihat bagaimana orang memanjatnya setiap tahun. Sepertinya gunung itu tidak ada, hanya jamaah yang menutupinya," ujarnya.

 

 

Tetapi, karena terbatasnya jumlah peziarah tahun ini, ia menyebut pemandangannya berbeda. Jamaah haji bisa pergi ke puncak gunung dengan lancar dan berdoa dengan tenang. Itu adalah pemandangan dan pengalaman yang tak tergambarkan.

Emosi memuncak dirasakan banyak peziarah, termasuk perawat, Manal Barnawi. Ia menyebut pengalaman mengunjungi masjid suci di Makkah seperti pulang ke rumah.

Barnawi bekerja di bangsal Covid-19 di sebuah rumah sakit di Makkah. Ia menyebut telah sering mengunjungi Masjidil Haram sepanjang hidupnya, tetapi merasa rindu setelah masjid ditutup untuk umum karena krisis Covid-19.

"Ketika saya turun dari bus, masih beberapa meter dari masjid, saya menangis. Lalu ketika aku melihat Ka'bah, aku hanya berdiri terpesona," ujar wanita berusia 38 tahun ini.

Pada saat itu, ia merasa sangat berterima kasih kepada Allah SWT. Ia kagum, Allah SWT memilih ia dari sekitar dua miliar Muslim di dunia. Ia berkesempatan menjadi satu dari segelintir orang yang dipilih mengunjungi masjid suci dan melakukan haji tahun ini.

Barnawi dan tiga rekannya didiagnosis mengidap virus Covid-19 pada 20 Mei. Gejala yang ia rasakan kecil, namun tetap melakukan tes dan berakhir dirawat selama sebulan penuh. Idul Fitri, menjadi perayaan yang amat sulit ia lewati.

"Aku harus menghabiskan seluruh bulan Syawal sendirian," ujarnya. Namun kini, Barnawi merasa senang karena Allah SWT memberinya kesempatan untuk menyembah-Nya di rumah-Nya.

Ketika malam terakhir bulan Ramadhan mendekat, ia menjadi sangat bersemangat. Ia berharap sembari berdoa dan berkomitmen rajin shalat malam. Tetapi takdir berkata lain, ia didiagnosis terpapar virus.

Jamaah haji tawaf dengan tertib di Kabah sembari diawasi petugas secara ketat. - (saudigazette)

Secara fisik ia merasa terlalu lelah untuk beribadah. Selanjutnya, Barnawi merasa tertekan sehingga mengendurkan doa-doanya. Namun, berada di tempat suci membuat ia merasa harus membayar kekurangannya terdahulu.

Ketika Kementerian Haji dan Umrah memanggil dan membawa kabar baik, dia tidak bisa mempercayainya. Banyak yang merasa senang, bahkan iri terhadap kesempatan yang ia dapatkan.

"Ayah saya adalah orang yang paling bahagia bagi saya. Ia adalah orang yang paling saya doakan karena kondisinya yang sedang sakit," ucapnya.

Barnawi telah melakukan haji sebelumnya. Tetapi saat itu ia masih kecil. Dia ingat, tidak bisa memasuki Masjid Namira di Arafah karena banyaknya orang. Namun, kini ia bersyukur karena bisa melakukannya tahun ini.

Sebagai orang dewasa, Barnawi memiliki satu pengalaman lain terkait haji. Bukan sebagai peziarah, tetapi sebagai perawat di Rumah Sakit Mina pada 2018.

“Haji itu penuh sesak, sibuk dan semua fokus. Saya adalah tim kesehatan jamaah. Tetapi tahun ini saya hanya fokus pada diri sendiri dan berdoa untuk semua orang. Haji tahun ini tenang dan benar-benar mendapatkan kesempatan untuk berdoa dengan tulus," lanjutnya. 

https://www.thenational.ae/world/gcc/i-burst-into-tears-front-line-coronavirus-workers-reflect-on-an-emotional-hajj-journey-1.1058039

 

 

 
Berita Terpopuler