NU Minta Evaluasi POP Kemendikbud Dilakukan Secara Serius

NU akan tetap mundur jika evaluasi POP Kemendikbud tak tepat

Republika/Putra M Akbar
Ketua Lembaga Pendidikan Maarif NU, KH Arifin Junaidi (tengah)
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Pendidikan Maarif NU, KH Arifin Junaidi berharap Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dievaluasi agar terlaksana dengan tepat. Ia menegaskan, jika POP tidak ditindaklanjuti maka LP Maarif NU tetap pada pendiriannya untuk mundur.

Baca Juga

Arifin mengungkapkan, dirinya bertanya-tanya maksud dari evaluasi ini. Sebab, Mendikbud Nadiem Makarim sempat mengatakan organisasi yang lolos tidak perlu khawatir dan silakan melaksanakan tahapannya dengan percaya diri.

Mendikbud juga mengatakan, akan mengevaluasi tiga hal, yakni soal integritas dan transparansi sistem seleksi, integritas dan kredibilitas organisasi yang dinyatakan lolos, dan efektivitas program yang dilaksanakan selama pandemi. "Untuk apa evaluasi tiga hal itu kalau yang sudah lolos dinyatakan tidak perlu khawatir?" kata Arifin dalam diskusi daring, Sabtu (25/7).

Arifin menjelaskan, pihak otoritas Kemendikbud sudah berkali-kali menghubunginya untuk meminta masukan, termasuk Mendikbud Nadiem Makarim. Arifin sudah mengatakan kepada Kemendikbud bahwa organisasi yang lolos seleksi harus benar-benar profesional.

"Jangan ada Muhammadiyah, ada NU hanya biar kelihatannya bagus. Jadi kami ingin programnya betul-betul bagus. Bukan hanya kelihatannya bagus," kata Arifin.

Sebelumnya, Kemendikbud akan melakukan evaluasi POP yang menuai kontroversi. Mendikbud Nadiem mengatakan, pihaknya akan mengikutsertakan pihak eksternal pemerintah dalam evaluasi ini.

Nadiem mengatakan, proses evaluasi ini akan dilakukan selama 3-4 pekan. Ia menjelaskan, pihaknya akan melakukan proses evaluasi yg intensif dengan mengikutsertakan pihak eksternal termasuk organisasi masyarakat dan pakar pendidikan yang telah berkecimpung dalam dunia pendidikan sejak lama. 

 

 

 
Berita Terpopuler