Pasien Sembuh dari Covid-19 di Sulteng Jadi 185 orang

Tersisa 10 pasien Covid-19 yang masih menjalani isolasi di sejumlah fasilitas .

ANTARA/Mohamad Hamzah
Dua pasien positif -Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh berjalan keluar ruang isolasi. (ilustrasi)
Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Juru Bicara Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Covid-19 Provinsi Sulawesi Tengah Moh Haris Kariming menyatakan pasien positif Covid-19 di Sulteng yang dinyatakan sembuh bertambah satu orang. Sehingga total yang sudah sembuh menjadi 185 orang.

Baca Juga

"Hari ini satu pasien Covid-19 di Kota Palu yang menjalani isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anutapura dinyatakan sembuh oleh tim dokter yang menangani. Sehingga total pasien positif Covid-19 yang sembuh menjadi 185 orang," kata Haris di Palu, Sabtu (25/7) malam.

Dengan demikian, tersisa 10 pasien Covid-19 yang masih menjalani isolasi di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah setempat maupun secara mandiri.

Sepuluh pasien Covid-19 itu, antara lain satu pasien di Palu masih menjalani isolasi di RSUD Undata, tiga pasien di Kabupaten Banggai menjalani isolasi di RSUD Banggai, dua pasien di Morowali masing-masing menjalani isolasi di RSUD Kolonodale dan secara mandiri.

"Satu pasien di Poso menjalani isolasi mandiri dan dua pasien di Banggai Laut (Balut) diisolasi di fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah Kabupaten Balut,"ujarnya.

Sementara itu sebanyak 85 sampel usap atau swab masih menunggu hasil pemeriksaan di Laboratorium Dinas Kesehatan Sulteng di Palu. Haris berharap kasus Covid-19 di Sulteng terus berkurang dan seluruh pasien dapat sembuh seiring dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah di tingkat provinsi hingga kabupaten untuk memutus mata rantai penularan dan penyebaran virus tersebut.

Ia juga mengimbau masyarakat agar mendukung tim surveilans dinas kesehatan kabupaten dan kota di Sulteng yang melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien Covid-19.

Langkah tersebut, ujar dia, sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir tahun lalu itu.

 

 
Berita Terpopuler