Ini Pahala Beramal Sholeh di 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Rasulullah tidak pernah meninggalkan berpuasa di awal bulan Dzulhijjah.

Republika/Yogi Ardhi
Meraup pahala di bulan Dzulhijjah.
Rep: Rahayu Marini Hakim Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustadz Taufiqurrahman atau yang lebih dikenal dengan ustaz pantun menyebut dalam setahun ada empat bulan haram yakni Dzulqa’da, Dzulhijjah, Rajab, dan Muharram. Ia mengungkapkan, beramal soleh di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sangat dicintai Allah.

“Merujuk pada Surah At-Taubah ayat 36 yang menyebut dalam setahun ada empat bulan harom, yaitu Dzulqa’da, Dzulhijjah, Rajab, dan Muharram. Keutamaan (bulan Dzulhijjah) seperti yang disebutkan sebuah hadits bahwa Nabi (Muhammad shallahu alahi wassalam) menyebut dengan beramal soleh di sepuluh hari pertama zulhijjah, sangat dicintai Allah,” ujarnya.

Nabi Muhammad, kata Ustadz Taufiq, pernah berkata kepada para sahabat, “Tidak ada hari-hari yang beramal soleh dari pada hari-hari itu, yang lebih dicintai oleh Allah yang dilakukan pada 10 hari pertama Dzulhijjah."

Sahabat bertanya, “Apakah lebih dari Jihad?” Rasulullah menjawab, “lebih dari itu."

Ustadz Taufiqurrahman menyebut Rasulullah menganjurkan untuk berpuasa pada tanggal 1 hingga 9 Zuhijjah. Bahkan pada riwayat lain yang bersumber dari istri Rasulullah, Hafshah radhiyallahu anha disebut puasa di awal bulan Dzulhijjah tidak pernah ditinggalkan Rasulullah.

Selain itu, Rasulullah tidak pernah meninggalkan puasa asyura, puasa ayyamul bidh yang jatuh pada tanggal 13, 14 dan 15 di setiap bulan Hijriyah, serta dua rakaat sebelum sholat Subuh.

“Jadi kita bisa melaksanakan sesuai dengan yang Nabi contohkan, berpuasa di sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Kedua di antaranya adalah berkurban,” ucapnya.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler