Profil Zakir Naik, Pria yang Paling Dicari di India

Pada 2017, pemerintah India mencabut paspor Zakir Naik.

Antara/Dewi Fajriani
Profil Zakir Naik, Pria yang Paling Dicari di India. Penceramah asal India, Zakir Naik di Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Ilustrasi
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyerangan yang terjadi di Dhaka, Bangladesh, menjadi awal dari kisah pencarian pria dengan nama Zakir Abdul Karim Naik. Pria yang dikenal dengan nama Zakir Naik ini menghilang dari negara asalnya, India, beberapa waktu setelah penyerangan tersebut.

Baca Juga

Salah seorang pelaku bom mengatakan kepada penyelidik, aksi teror ini dipengaruhi oleh ceramah Zakir Naik yang ia tonton di Youtube. Badan Investigasi Nasional (NIA) lantas mengajukan kasus terhadap Zakir Naik di bawah undang-undang kegiatan pencegahan dan aturan lain dalam KUHP India.

Hingga saat ini, pria ini belum menginjakkan kembali kakinya ke negara tempat ia dilahirkan. Sementara di negara tersebut, muncul berbagai tuntutan terhadapnya dan sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Zakir Naik diketahui saat ini tinggal di Malaysia. Kerajaan Malaysia memberinya perlindungan, setelah negara lain seperti Kanada dan Inggris menolak permohonan visanya.

Berdasarkan situs berita India Today, Zakir Naik mulai dikenal publik pada era 1990-an. Ia terkenal lewat aktivitas dakwahnya bersama Islamic Research Foundation (IRF), atau Yayasan Penelitian Islam.

Di awal 2000, videonya yang mengunggulkan agama Islam di atas agama-agama lain, mengundang perdebatan dari sejumlah pihak. Di lain pihak, para pendukungnya memanggil Zakir Naik sebagai ahli perbandingan agama.

Ia juga sempat meluncurkan saluran televisi bernama, Peace TV English. Stasiun televisi berbasis di Dubai itu khusus menyebarkan ajaran-ajaran Islam dalam bahasa Inggris.

Tak lama kemudian, saluran Peace TV juga terbit dalam versi Urdu dan Bangla. Saluran televisi itu telah dilarang tayang di banyak negara atas tuduhan menyebarkan ujaran kebencian.

Zakir Naik, yang memiliki hampir 17,5 juta pengikut di Facebook, tidak disukai di beberapa negara karena pandangannya. Terutama setelah ia menyatakan menukungan Alqaidah dan Usamah bin Laden.

Baca juga: Maybor Stanislas, Uskup Mualaf yang Kini Menjadi Dai

 

"Jika bin Laden memerangi musuh-musuh Islam, saya mendukungnya. Jika dia meneror Amerika, menjadi teroris terbesar, saya akan bersamanya. Setiap Muslim harus menjadi teroris," ujar Zakir Naik menurut beberapa media, dikutip di India Today, Jumat (19/6).

Namun kemudian, Zakir Naik membantah dengan alasan media salah mengutip. Dia juga menyerukan hukuman mati untuk homoseksualitas serta sekorang Muslim yang berpindah agama dari Islam ke agama lain. Dia mengatakan para pria memiliki hak memukul istri mereka "dengan lembut".

Penafsiran garis kerasnya tentang Islam membuatnya mendapatkan pengikut yang berbeda, tetapi ia juga menarik perhatian agen keamanan. Sebelum pelaku bom Dhaka berbicara tentang inspirasi yang ia dapat dari Zakir Naik, dua pemuda Kerala yang bergabung dengan ISIS mengatakan mereka mengambil langkah itu setelah bertemu dengan pengkhutbah yang kontroversial ini. Zakir Naik lantas membantah memiliki peran dalam insiden itu.

Nama Zakir Naik kembali diperbincangkan sehubungan dengan bom yang terjadi di Sri Lanka, April 2019. Pemimpin Jama'at Tauhid Nasional, kelompok pelaku bom Paskah Sri Lanka, Zahran Hashim memuji Zakir Naik dan bertanya pada umat Islam Sri Lanka apa yang dapat mereka lakukan untuk Naik.

Menyusul serangan yang terjadi di Sri Lanka dan menewaskan sekitar 260 orang, siaran saluran Peace TV dilarang berlanjut di negara tersebut. Seiring bergulirnya kontroversi atas Zakir Naik, IRF juga dinyatakan sebagai lembaga yang melanggar hukum oleh pemerintah India.

Selain dituduh menyebarkan kebencian, Zakir Naik juga dituduh mendanai kegiatan teror dan pencucian uang. Hingga pada 2017, pemerintah India mengeluarkan keputusan mencabut paspor Zakir Naik.

Meski mengaku tetap sebagai warga negara India, namun beberapa laporan mengatakan Naik telah mengambil kewarganegaraan Arab Saudi. India telah mengajukan permintaan ke Malaysia untuk mengekstradisi Zakir Naik. Tetapi negeri jiran ini menolak menerima permintaan tersebut.

Malaysia menolak melakukan ekstradisi terhadap Zakir Naik. Negara ini percaya pada omongannya yang mengatakan jika India mengejarnya karena kepercayaan agamanya, serta kritik yang ia keluarkan terhadap pemerintah Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa. India sendiri sedang berusaha dan bernegosiasi dengan Interpol untuk mendapatkan Red Corner Notice (RCN) dan ditujukan terhadap Zakir Naik.

 

Sumber: https://www.indiatoday.in/news-analysis/story/why-zakir-naik-is-a-wanted-man-1582774-2019-08-20

 

 
Berita Terpopuler