WHO Bahas Penundaan Ibadah Haji Bersama Arab Saudi

WHO dan Arab Saudi sedang membahas rencana penundaan ibadah haji di tengah pandemi

Reuters
WHO dan Arab Saudi sedang membahas rencana penundaan ibadah haji di tengah pandemi. Ilustrasi
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang melakukan pembahasan dengan Arab Saudi mengenai rencana penundaan ritual haji di tengah pandemi Covid-19. WHO disebut berusaha memberikan masukan terkait pelaksanaan haji di tengah pandemi ini. Jika nantinya haji tetap dilaksanakan, ibadah haji 2020 harus diawasi dan dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia ini.

Dilansir AhlulBayt News Agency (ABNA), Kepala Kantor Regional WHO untuk Mediterania Timur Dr. Dalia Samhouri mengatakan organisasi ini akan terus melakukan konsultasi dengan Arab Saudi. Namun hingga berita ini dibuat, belum ada keputusan yang diambil terkait hal tersebut.

"Setiap keputusan untuk mengadakan kegiatan ziarah keagamaan tahunan tahun ini di dunia harus dibuat di bawah pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia, bersamaan dengan menegakkan protokol kesehatan," ujar Dr. Dalia Samhouri dikutip dari ABNA, Ahad (14/6).

Perbincangan ini dilakukan setelah sebelumnya Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengungkapkan ada 3.288 kasus baru Covid-19 didiagnosis di negara ini.

Sebelumnya, Menteri Federal Urusan Agama dan Keharmonisan Pakistan Pir Noor-ul-Haq Qadri menyebut Pemerintah Arab Saudi akan segera membuat keputusan pelaksanaan ibadah haji 2020, tepatnya pada 15 Juni. Hal itu ia sampaikan saat memimpin rapat konsultatif pelaksanaan haji, Kamis (11/6).

Dikutip di Daily Times, pertemuan ini dilakukan guna membahas secara rinci semua kemungkinan pengaturan untuk pembayaran haji 2020. Qadri menyampaikan rapat membahas pelaksanaan haji tahun ini yang terjadi dalam konteks epidemi Covid-19.

Baca Juga

Jamaah diharuskan melakukan langkah pencegahan di Arab Saudi dan Pakistan. Dalam pertemuan itu juga membahas tentang pengiriman jamaah haji berusia 20 dan 50 tahun sesuai dengan rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia.

 
Berita Terpopuler