Wapres: Tempat Ibadah Jangan Jadi Pusat Penularan Corona

Wapres mengingatkan jangan sampai tempat ibadah jadi pusat penularan corona

ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus corona (COVID-19) yang meninggal dunia
Rep: Fauziah Mursid Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengimbau umat yang akan beribadah di rumah ibadah agar menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan masing-masing wilayah. Untuk pelaksanaan Shalat Jumat yang telah dimulai di beberapa wilayah, masyarakat harus mematuhi anjuran untuk menggunakan masker, membawa sajadah dari rumah, wudhu dari rumah agak tidak mengantri di masjid.

Baca Juga

"Di dalam kita beribadah harus lebih siap karena jangan sampai tempat ibadah menjadi pusat penularan, maka aturan itu harus dipatuhi," ujar Wapres saat konferensi pers secara virtual dengan wartawan, Senin (8/6).

Ia menerangkan, jarak shaf shalat dalam masa kedaruratan pandemi Covid saat ini juga diperbolehkan tidak rapat seperti kondisi normal. Hal  ini demi mencegah penularan Covid-19 antara para jamaah.

"Jarak shafnya itu kalau di keadaan normal harus rapat, ini harus jarak, tidak seperti biasanya, karena ada kedaruratan. masih  kedaruratan karena Covid belum hilang, sudah  bisa, tetapi jarak shaf harus direnggangkan," kata Ma'ruf.

Ma'ruf juga mengaku sudah mulai melaksanakan Shalat Jumlah berjamaah di kediaman bersama kerabat terdekat. Ia memastikan, pekan depan akan memulai SHalat Jumat berjamaah di masjid bersama masyarakat umum.

"Untuk Jumat kemarin saya di rumah dulu, di aula tempat saya dulu. kan ada aula, sudah kita shalat Jumat, saya jadi khatib, saya jadi imam, saya jumatan. besok tentu sudah bisa di masjid," ujarnya.

 

 
Berita Terpopuler