Kekerasan Polisi Berujung Rusuh di Puluhan Kota di AS (1)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Floyd menyalakan kembali percikan api kemarahan atas pembunuhan polisi terhadap warga kulit hitam Amerika.
Bagi banyak orang, kemarahan itu juga mencerminkan frustrasi selama bertahun-tahun atas ketidaksetaraan dan pemisahan sosial-ekonomi, tidak terkecuali di Minneapolis itu sendiri, tempat George Floyd meninggal.
Belakangan, pandemi Covid-19 juga mengkonfirmasi tajamnya ketimpangan perekonomian antarras yang masih terjadi.
Statistika yang diluncurkan berbagai negara bagian menunjukkan hampir 60 persen korban meninggal akibat Covid-19 adalah warga kulit hitam meski mereka hanya 12 persen dari penduduk total AS. Ketiadaan akses kesehatan serta kerja-kerja garis depan di komunitas itu disebut jadi salah satu penyebabnya.