Pencaplokan Tepi Barat Disebut Lembagakan Apartheid

Menlu Yordania mengatakan pencaplokan Tepi Barat akan melembagakan apartheid

EPA-EFE/ ALAA BADARNEH
Ilustrasi kawasan tepi barat Palestina. Menlu Yordania mengatakan pencaplokan Tepi Barat akan melembagakan apartheid.
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Yordania Ayman Al-Safadi mengatakan pencaplokan Tepi Barat oleh Israel akan melembagakan apartheid dan rasialisme. Dia mendesak PBB menghentikan rencana Israel.

"Keputusan itu (pencaplokan Tepi Barat) akan membunuh solusi dua negara dan menyulut konflik serta menjadikan opsi satu negara hasil yang tak terhindarkan, yang mana dunia tidak bisa tinggal diam, terutama dengan pelembagaan aprtheid dan rasialisme," kata Al-Sadadi, dikutip laman Middle East Monitor pada Kamis (28/5).

Dia mendesak utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov mencegah aneksasi ilegal tanah Palestina tersebut. Al-Safadi pun menekankan tentang perlunya menciptakan cakrawala untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang didasarkan pada solusi dua negara.

Pemerintah Israel berencana mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat pada 1 Juli mendatang. Hal itu akan diputuskan melalui pemungutan suara di parlemen Israel atau Knesset.

Baca Juga

Rencana pencaplokan diyakini memperoleh banyak dukungan. Palestina telah mengecam keras rencana tersebut. Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahkan telah mengumumkan pemerintahannya membatalkan semua perjanjian dengan Israel dan Amerika Serikat (AS), termasuk Perjanjian Oslo yang ditandatangani pada 1993 silam.

 
Berita Terpopuler