Mesir Batasi Warga Keluar Rumah Saat Idul Fitri

Selama libur Idul Fitri pergerakan warga di Mesir akan semakin dibatasi

EPA
Selama libur Idul Fitri pergerakan warga di Mesir akan semakin dibatasi. Ilustrasi.
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly pada Ahad (17/5) mengumumkan akan memberlakukan jam malam penuh. Pembatasan kegiatan ini dilakukan untuk menghentikan transportasi umum mulai dari 24 Mei hingga enam hari selama liburan Idul Fitri, yaitu 26 Mei.

Toko-toko, restoran, taman, dan pantai akan ditutup untuk liburan panjang di akhir bulan Ramadhan. Sedangkan pembatasan pergerakan warga, menurut Madbouly, akan tetap berlaku setidaknya dua pekan sesudahnya. Setelah Idul Fitri, jam malam akan berlangsung dari pukul 20.00 hingga 06.00 waktu setempat.

Mesir sejauh ini telah melaporkan 12.229 kasus virus corona yang terkonfirmasi, termasuk 630 kematian. Penghitungan harian kasus telah meningkat setelah pemerintah sedikit mengurangi jam malam dan langkah-langkah lainnya. Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah kasus meningkat 510 kasus pada Ahad.

Madbouly menyarankan akan ada pembukaan kembali secara bertahap untuk beberapa tempat, termasuk klub olahraga dan restoran mulai pertengahan Juni. Pembukaan kembali tempat ibadah juga akan dipertimbangkan.

Selain itu, Madbouly juga mewajibkan warga untuk menggunakan masker ketika berada di ruang tertutup dan menggunakan transportasi. Pemerintah sedang bekerja untuk memproduksi masker yang bisa dicuci untuk memenuhi permintaan masyarakat umum.

Peraturan pembatasan penuh kegiatan juga dilakukan oleh Arab Saudi selama libur Lebaran. Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi melakukan pembatasan 24 jam selama 23-27 Mei untuk menahan penyebaran virus corona lebih luas.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler