Bukti-Bukti Peninggalan Nabi Daud AS

Nabi Daud AS diperintahkan untuk memanfaatkan besi sebagai alat untuk berperang

Wikipedia.org
Nabi Daud mengenalkan besi sebagai senjata perang. Tampak ilustrasi Salahudin Al Ayubi terkenal sebagai panglima perang hebat. Senjata dari besi menjadi alat perang di zaman era berikutnya.
Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Syahrudin El-Fikri, Heri Ruslan

Baju dari besi dan perlengkapan perang abad ke-10 SM berhasil ditemukan sejumlah peneliti.

Nabi Daud Alaihissalam (AS) adalah salah seorang utusan Allah yang mempunyai kelebihan dibandingkan rasul lainnya. Kelebihan Daud AS itu di antaranya bisa berbicara dan paham bahasa hewan (binatang). Begitu juga burung dan gunung tunduk pada kehendak Daud (atas izin Allah), mereka juga bertasbih bersama Daud (QS Saba ayat 10).

Selain kemampuan dan kelebihan tersebut, Nabi Daud juga diberikan anugerah oleh Allah berupa kemampuannya untuk menundukkan besi (Saba: 10-11 dan Al-Anbiya: 80). Besi-besi yang keras itu mampu dilunakkan Nabi Daud untuk membuat berbagai alat kebutuhan hidup serta besi itu dijadikan perisai (pakaian perang).

Allah SWT tidak menciptakan sesuatu yang ada di bumi dan alam semesta ini sia-sia, baik yang besar maupun kecil. Semuanya pasti bermanfaat. ''Ya, Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'' (Ali Imran: 191).

Dalam surah Albaqarah ayat 26, Allah menyindir orang yang selalu mengira bahwa tidak ada manfaatnya Allah menciptakan sesuatu yang kecil. 

''Sesungguhnya, Allah tidak malu (segan) membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih kecil (rendah) dari itu. ... Dengan perumpamaan itu, banyak orang yang disesatkan Allah. Dan, dengan perumpamaan itu (pula), banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan, tidak ada yang disesatkan Allah, kecuali orang-orang yang fasik.''

''Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya, segala yang kamu seru, selain Allah, sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walau mereka bersatu menciptakannya, ....'' (QS Alhajj: 73).

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa tidak sesuatu pun yang diciptakan Allah itu sia-sia. Semuanya ada manfaatnya. Dari berbagai perumpamaan yang Allah ciptakan itu, justru dapat diketahui apakah manusia itu orang yang bersyukur atau ingkar terhadap nikmat dan ciptaan Allah SWT.

Demikian pula ketika Allah menciptakan besi. Di dalamnya terdapat manfaat yang sangat besar bagi umat manusia. 

''Dan, Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya, Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.'' (QS Alhadid: 25).

Selain dapat digunakan sebagai perisai (pakaian perang), besi juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan membangun rumah, gedung bertingkat tinggi, kendaraan sebagai alat transportasi, cincin, dan sebagainya.

Penemuan besi

Sebagaimana diterangkan dalam Alquran, Nabi Daud AS adalah seorang nabi yang mempunyai kerajaan. Namun, sebelum Allah menganugerahi sebuah kerajaan padanya, Nabi Daud terlebih dahulu harus berjuang bersama dengan Thalut untuk melawan Jalut serta berperang melawan pasukan lainnya.

Dalam beberapa peperangan itulah, Nabi Daud AS diperintahkan untuk memanfaatkan besi sebagai alat untuk berperang (senjata), seperti pedang, pisau, tombak, panah, atau baju perang.

Dalam surah Al-Anbiya ayat 80, diterangkan, ''Dan, Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka, hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).''

Kemudian, dalam surah Saba' ayat 11, Daud diperintahkan membuat baju perang yang terbuat dari besi. ''(Yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya, Aku melihat apa yang kamu kerjakan.''Secara tegas, ayat tersebut memberikan contoh cara membuat baju perang dari besi.

Kapan peristiwa itu terjadi? Bagaimana contoh baju besi yang dibuat oleh Nabi Daud AS tersebut?

Dalam buku Atlas Sejarah Nabi dan Rasul karya Sami bin Abdullah al-Magluts, disebutkan bahwa Nabi Daud AS diperkirakan hidup pada tahun 1041-971 SM. Dalam masa itulah, Nabi Daud pernah membuat baju dari besi.

 

Para ahli tafsir, seperti Al-Qurthubi, mengungkapkan, kata  labus dalam surah Al-Anbiya ayat 80 dan Saba ayat 10-11 bermakna baju-baju besi karena dipakai untuk membentengi atau melindungi diri dari serangan musuh-musuh.  Alba'su dalam kalimat tersebut, kata al-Qurthubi, bermakna alat peperangan setelah dibuang  mudlaf: Aalat ba'sikum .

Pengolah besi pertama

Dalam menafsirkan ayat 10-11 surah Saba ini, Ibnu Katsir mengutip pendapat Hasan Bashri yang mengatakan bahwa anugerah yang diberikan Allah kepada Nabi Daud adalah kemampuan yang sangat luar biasa dalam menipiskan atau memipihkan atau membakarnya untuk menempa besi tersebut. 

''Daud tidak perlu membakar besi terlebih dahulu untuk memipihkannya dengan palu. Namun, cukup dengan lipatan-lipatan tangannya sebagaimana yang dilakukan para tukang jahit. Karena itu, Allah berfirman, 'Buatlah baju besi yang besar-besar'.''

Kemampuan yang dimiliki Nabi Daud dalam melunakkan besi ini berbeda dengan yang dilakukan Dzulqarnayn pada abad ke-6 SM (545 SM). 

Dalam surah Alkahfi ayat 96, ditegaskan bahwa Dzulqarnayn berkata, ''Berilah aku potongan-potongan besi.'' Apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnayn, ''Tiuplah (api itu).'' Apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, ''Berilah aku tembaga (yang mendidik) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.''

Lebih lanjut, Ibnu Katsir menyatakan, Daud merupakan orang pertama kali yang membuat baju besi. Sebelum itu, hanya berupa lempengan tameng. ''Dan, ukurlah anyamannya,'' yakni jangan terlalu melunakkan penyambungan antarlempengan karena akan membuat longgar dan berisik serta jangan pula terlampau mengencangkan anyamannya karena bisa mereka. Namun, buatlah sesuai dengan ukuran tertentu.

Sami bin Abdullah al-Maghluts berkata, pada awalnya manusia menggunakan batu yang ditempa untuk melakukan perburuan atau peperangan, baik untuk membuat pedang, panah, maupun pisau. Sementara itu, pada masa Nabi Daud AS, lanjut Sami, manusia bisa membuat baju-baju besi, yakni berupa lembaran-lembaran. 

Jadi, dia (Daud--Red) merupakan manusia pertama yang memperkenalkan dan menjalinkannya, yakni menjadikan besi dalam bentuk beberapa jalinan sebagaimana disebutkan dalam surah Saba ayat 10-11 tersebut.

Ditemukan Situs Pertambangan Nabi Sulaiman?

Sebagaimana diterangkan dalam Alquran, Nabi Sulaiman Alahissalam (AS) mewarisi sikap dan akhlak Nabi Daud AS. Baik dalam hal kerajaan; kemampuannya menaklukkan gunung-gunung; burung; bisa bercakap-cakap dengan binatang, seperti semut; menguasai jin-jin; dan lain sebagainya (QS Annaml: 16). Demikian juga dengan besi (baja).

Pada 28 Oktober 2008, National Geographic memberitakan sekelompok penambang di Yordania bagian selatan menemukan sebuah lokasi penambangan yang diduga berasal dari zaman Nabi Sulaiman AS. Tidak dijelaskan secara resmi lokasi penemuan galian tambang tersebut.

Berbagai jenis barang tambang (emas, perak, tembaga, besi, perunggu, dan sebagainya) yang dulu digunakan Sulaiman untuk membangun Haikal Sulaiman (Solomon Temple) di Yerusalem. Emas, perak, dan perunggu dipergunakan untuk memperindah interior kuil.

Sejauh ini, para arkeologi belum menemukan persisnya aral pertambangan di zaman Sulaiman. Beberapa areal tambang yang ditemukan di kawasan Timur Tengah, setelah diteliti, masih lebih muda usianya dari masa hidup Sulaiman. Sulaiman diperkirakan hidup sekitar abad ke-10 (989-931) SM.

Informasi penemuan areal penambangan di Yordania ini sangat menggembirakan para arkeolog dalam rangka meneliti peradaban dan kejayaan Nabi Sulaiman. 

Temuan itu semakin diperkuat dengan tes uji karbon terhadap areal tambang tembaga di Yordania itu. Hasil tes menunjukkan, usia yang sama dengan masa Nabi Sulaiman. Kawasan tambang tembaga tersebut berada di daerah perbukitan. 

Di lokasi itu, ditemukan bekas-bekas penggalian dan reruntuhan bangunan yang diduga menjadi bagian dari industri pertambangan kuno.

Kawasan itu sebenarnya pernah diteliti pada tahun 1970. Tetapi, hasil penelitian menunjukkan, areal tambang tersebut berusia sekitar abad ke-7 SM, sekitar 300 tahun setelah Nabi Sulaiman.

Sebelumnya, masih dalam laporan National Geographic pada 27 Oktober 2007, kabarnya sejumlah pekerja Muslim menemukan kuil Sulaiman. 

Kuil itu terletak di sebelah Masjid al-Aqsha. Kendati tidak utuh, Kuil Sulaiman itu diyakini masih ada, yakni berupa tembok ratapan (Wailing Wall) yang bersebelahan dengan Masjid Kubah Batu (Dome of the Rock).

Di lokasi tersebut, para pekerja menemukan berbagai jenis barang keramik dan tembikar yang diduga merupakan peninggalan Sulaiman setelah kehancuran Haikal Sulaiman. 

 
Berita Terpopuler