Masyarakat Tanjungpinang Berburu Takjil di Tengah Pandemi

Masyarakat di Tanjungpinang masih berkerumun membeli takjil di tengah pandemi

Antara/Siswowidodo
Masyarakat di Tanjungpinang masih berkerumun membeli takjil di tengah pandemi. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG - Masyarakat Kelurahan Kampung Bugis, Tanjungpinang, Kepulauan Riau berburu takjil Ramadhan meskipun di tengah situasi pandemi Covid-19. Kerumunan warga memilih aneka menu berbuka puasa yang dijajakan oleh sejumlah pedagang takjil dadakan itu menjadi pemandangan yang tidak biasa.

Tidak sedikit dari mereka yang mengabaikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah terkait Covid-19 seperti tidak menjaga jarak maupun memakai masker. Seorang warga, Romi, mengaku sebenarnya khawatir dengan aktivitas keramaian tersebut karena rentan terjadi penularan Covid-19. "Warga harus tetap jaga jarak dan memakai masker untuk antisipasi Covid-19," kata Romi, Jumat.

Warga lainnya, Bowo, menyebut berburu takjil di wilayah setempat sudah menjadi tradisi tahunan ketika bulan Ramadhan. Menurutnya selain membuat suasana Ramadhan menjadi lebih semarak, berburu takjil juga mendorong ekonomi masyarakat.

Baca Juga

"Memang Ramadhan tahun ini agak berbeda karena Covid-19. Saling jaga saja satu sama lainnya sembari mengikuti anjuran pemerintah," sebut Bowo.

Novi, salah seorang pedagang takjil, mengaku sengaja memilih berjualan pada bulan puasa untuk membantu perekonomian keluarga. Ia mengatakan saat ini suaminya yang berstatus sebagai karyawan swasta di Tanjungpinang dirumahkan oleh perusahaan imbas Covid-19. "Mau bagaimana lagi, suami tak kerja. I;ni jadi jalan buat menghidupi keluarga saat ini," tuturnya.

Pedagang takjil lainnya, Yuliana, harus berjualan demi ekonomi keluarga meski ia tahu kalau Tanjungpinang sudah menjadi salah satu daerah terpapar Covid-19. Menurut Yuliana, selagi tidak dilarang pemerintah maka dia tetap akan berjualan sepanjang bulan Ramadhan.

"Tentu kami akan mematuhi aturan pemerintah dengan memakai masker. Kalau pun dilarang berjualan, maka pemerintah harus cari solusi buat kami," ungkapnya.

 
Berita Terpopuler