Singapura Konfrimasi 1.016 Kasus Baru Covid-19

Sebagaian besar kasus baru Covid-19 adalah pekerja migran yang tinggal di asrama.

Antara/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong
Rep: Fergi Nadira Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kementerian Kesehatan Singapura mengkonfirmasi 1.016 kasus infeksi positif virus korona baru atau Covid-19 dalam 24 jam. Hingga Rabu (22/4), Singapura memiliki total kasus infeksi positif Covid-19 menjadi 10.141 kasus.

Kementerian juga melaporkan kematian baru akibat Covid-19 yang menimpa seorang wanita berusia 84 tahun. Dia merupakan seorang warga negara Singapura.

Total kematian di negara kepulauan Asia Tenggara itu, kini menjadi 12 orang. Kementerian Kesehatan mengatakan, sebagaian besar kasus baru adalah di antara pekerja migran yang tinggal di asrama.

Ini merupakan kluster terbaru dari sebuah kelompok yang menyumbang lebih dari tiga perempat dari infeksi di seluruh negara. Di antara kasus-kasus baru, 15 adalah warga Singapura atau penduduk tetap, sementara 967 kasus adalah pekerja asing yang tinggal di asrama.

Pemerintah Singapura pada Selasa (21/4) memutuskan untuk memperpanjang karantina wilayah atau lockdown sebagian hingga 1 Juni. Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan, perpanjangan masa karantina wilayah ini untuk menekan kenaikan tajam infeksi virus corona.

Karantina yang meliputi penutupan sebagian besar tempat kerja dan sekolah dan disebut sebagai 'pemutus sirkuit', sebuah langkah untuk memutus rantai penularan Covid-19, semula ditetapkan hingga 4 Mei 2020.

Namun, Singapura telah mencatat lonjakan tajam jumlah kasus dalam beberapa pekan terakhir yang dipicu oleh infeksi di asrama pekerja migran yang sempit, banyak di antaranya berada di bawah aturan karantina yang diberlakukan pemerintah.

 
Berita Terpopuler