Jelang Ramadhan, Gubernur Babel Bertemu Pemuka Agama

Masjid diminta tetap tidak melakukan ibadah yang sifatnya berjamaah

Pemprov Bangka Belitung
Menjelang bulan Ramadhan, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, melakukan pertemuan dengan pemuka agama dan tokoh agama Islam di Babel guna membahas panduan beribadah bulan Ramadan dan hari Raya Idul Fitri 1441 Hijrah.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Menjelang bulan Ramadhan, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, melakukan pertemuan dengan pemuka agama dan tokoh agama Islam di Babel guna membahas panduan beribadah bulan Ramadan dan hari Raya Idul Fitri 1441 Hijrah/2020 serta informasi pendataan Bantuan Sosial (Bansos) langsung tunai, pada Jumat (17/4) lalu, di Ruang Pasir Padi Kantor Gubernur Kepulauan Babel.

Gubernur Erzaldi mengatakan, melalui pertemuan ini disepakati bahwa kita akan mengikuti fatwa MUI, sholat Jumat diganti dengan salat Zuhur dan dikerjakan di rumah termasuk salat berjamaah lainnya, tetapi di masjid dipersilahkan untuk mengumandangkan azan, bertadarus, berzikir, dan memakmurkan masjid dengan cara-cara lainnya, silakan sholat juga namun tidak berjamaah. Menurutnya, hal ini dilakukan dalam rangka mengikuti protokol Covid-19.

"Seperti yang diketahui bahwa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pasien positif Covid-19 di Bangka Belitng kian bertambah, kita tidak bisa tidak tegas, memang sudah dimulai namun masih ada masjid-masjid yang melakukan ini dan kita tegaskan akan diambil tindakan dan ketua masjid bersangkutan yang akan bertanggung jawab atas aktivitas masjidnya," tegasnya.

Sama halnya dengan sholat Tarawih, diimbau untuk dilakukan di rumah masing-masing namun dipersilakan memakmurkan masjid tetapi tidak melakukan ibadah yang sifatnya berjamaah.

Lebih lanjut, Gubernur Erzaldi Rosman mengatakan bahwa nanti akan dilakukan tausiah yang bekerja sama dengan TVRI Babel baik secara record maupun langsung, pada waktu 30 menit sebelum berbuka dan pukul 20.00 WIB selama 30 menit tausiah mengenai Ramadan.

"Minggu depan Pemprov. Babel juga akan mengundang tokoh agama Kristen, Hindu, Budha, dalam rangka menjelaskan berkenaan dengan bantuan sosial, sama tadi kami juga meminta data pesantren, ustaz ustazahnya, termasuk tokoh agama, marbot pengurus masjid yang terdampak akibat adanya bencana Covid-19 ini," tambahnya.

Turut hadir di acara ini Kapolda Kep. Babel, Anang Syarif Hidayat; Ketua MUI Babel, Ketua PP Muhammadiyah Babel, Ketua DMI Babel, tokoh agama, dan pimpinan ormas Islam di Babel.

Dalam pertemuan ini, Kapolda Kep. Babel, Anang Syarif Hidayat memohon kepada tokoh agama untuk bisa membantu menjalankan program yang telah ditetapkan pemerintah, ini bukan mengada-ada, tapi sudah dilakukan diuji di beberapa Negara.

"Ke depan terkait Ramadan, berubah pola, dan yakinilah ini hanya terjadi tahun ini, semoga tahun depan bisa meriah seperti tahun sebelumnya. Saya sebagai kapolda di sini mau menyampaikan imbauan secara langsung kepada masyarakat bisa, namun tingkat kepercayaan masyarakat tidak penuh, saya tidak mampu saya kurang ilmu, untuk itu bapak ibu sebagai tokoh agama yang memiliki keilmuan dan referensi bisa menyampaikan ini ke masyarakat, publikasikan ke masyarakat sehingga masyarakat bisa memahami dan menjalankan dengan keikhlasan," ungkapnya.

Kepala Kanwil Kemenag Babel, M. Ridwan mengutarakan bahwa Menteri Agama RI sudah mengeluarkan edaran terkait pelaksaanaan Ramadan di tengah pandemi Covid-19 ini, kebijakan ini mengacu pada fatwa MUI.

"Kami laporkan menyangkut peribadatan tantangannya sangat berat, karena pemahaman tiap orang berbeda, karena edaran ini sifatnya imbauan, yang kita harapkan tokoh agama atau pimpinan ormas Islam dapat memberikan pemahaman," ujarnya.

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Babel, Kamaruddin AK menyampaikan terkait kondisi penyebaran Covid-19 ini kita harus semakin berhati-hati dan berikhtiar  agar tidak semakin meluas.

Masjid Muhajirin sudah empat kali Jumat tidak berjalan, bukan menyepelekan, kita tidak bisa deteksi ke depan, nauzubillah kalau terjadi seperti di Jakarta, musibah Allah yg menetapkan, kita harus berikhtiar. Bahwa kita menghindari yang mudarat lebih utama, sebagaimana contoh yg disampaikan Gubernur Erzaldi dan Kapolda.

"Ini ikhtiar kita untuk menjauhi Covid-19, tidak ada niat pemerintah untuk menjauhkan kita dari Masjid. Kita bukan meniadakan tarawih, tapi lakukan di rumah, karena ada kondisi ini, mari kita satu sikap melindungi diri, keluarga, masyarakat kita, harapan kita Babel tidak terlampau jauh penyebarannya, Allah yang mengatur segalanya," ujarnya.

Ketua MUI Babel, DR. KH. Zayadi menyampaikan hal serupa, pertama bahwa perlu menggugah kesadaran masyarakat kita, bagaimanapun kita tokoh agama punya jamaah yang mau mendengarkan kita karena terkait mematuhi protokol Covid-19 masih rendah di Babel ini, kedua terkait bagaimana kita menggugah kesadaran masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah, melalui imbauan Muhammadiyah Pusat dan MUI, dengan kita meniadakan salat Jumat.

"Fatwa MUI melarang kita untuk berkumpul, maka Jumatan diganti dengan Zuhur, mari kita hindari berkumpul dengan orang banyak, karena daerah sudah menuju zona merah, ujung tombak memutus mata rantai kita sendiri, tokoh agama memberi kesadaran, kita berhenti berpolemik, dalam beragama jangan pakai perasaan tapi pakai ilmu," ungkapnya.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler