Babak Baru Elite Militer

Selayaknya, jabatan pejabat tinggi TNI dipercayakan kepada perwira yang menonjol.

Republika/Prayogi
Prajurit TNI AU mengikuti parade kendaraan taktis saat peringatan HUT ke-72 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (9/4).
Red: Muhammad Subarkah

 Oleh: Selamat Ginting, Wartawan senior Republika dan Pemerhati Komunikasi Politik Militer

 Pada 1 April 2020, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Letjen Tatang Sulaiman, genap berusia 58 tahun. Abituren (lulusan sekolah militer) Akademi Militer (Akmil) 1986 tersebut, memasuki pensiun sebagai perwira TNI. Berdasarkan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.  Pasal 71 huruf  a, disebutkan, usia pensiun paling tinggi  58 tahun bagi perwira.

Kendati tinggal dalam hitungan hari, namun hingga tulisan dibuat pada Selasa (24/3), belum ada surat keputusan  Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tentang calon Wakil KSAD pengganti Tatang Sulaiman. Terakhir Panglima TNI mengeluarkan keputusan Nomor 324/III/2020, tanggal 20 Maret 2020 tentang mutasi perwira tinggi TNI. Marsekal Hadi melakukan mutasi untuk 28 pejabat tinggi TNI.

“Dari 28 perwira tinggi TNI, sembilan di antaranya memasuki purna bakti (pensiun),” kata Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel (Khusus) Taibur Rahman dalam siaran pers, Sabtu (21/3) lalu. Namun, dari sembilan nama itu tidak ada Letjen Tatang Sulaiman.  

 

Di sisi lain, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Siwi Sukma Adji juga akan genap berusia 58 tahun pada 14 Mei 2020. Otomatis abituren Akademi Angkatan Laut (AAL) 1985 itu juga akan purna bakti.

 Tiga pekan berikutnya, giliran Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Yuyu Sutisna. Abituren Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 tersebut, juga genap berusia 58 tahun, pada 10 Juni 2020.  Selanjutnya, Wakil KSAL Laksdya Mintoro Yulianto (AAL 1986) akan memasuki pensiun pada Juli-Agustus 2020.

Artinya, dalam waktu dekat akan terjadi pergantian empat elite militer.  Pergantian  Wakil KSAD, KSAL, KSAU, dan Wakil KSAL. Bisa jadi pergantian itu akan berlangsung dalam waktu bersamaan.  Sekaligus kesempatan bagi pimpinan TNI melakukan konsolidasi mencarikan jabatan bagi para perwira tiggi yang belum memiliki jabatan. 

Normal kembali

“Dengan Perpres Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI yang sudah ditandatangani presiden, praktis tidak ada lagi perwira tinggi yang tidak punya jabatan. Kita akan normal kembali,” kata KSAD Jenderal Andika Perkasa, akhir Februari 2020 lalu. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI telah ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 18 Oktober 2019 lalu.

Pergantian Wakil KSAD, KSAL, KSAU, dan Wakil KSAL akan mengubah peta elite TNI pada 2020. Sekaligus semakin menipiskan peluang bagi abituren Akademi TNI (Akmil, AAL, AAU) 1985 dan 1986, untuk menjadi orang nomor satu di TNI AL, TNI AU, maupun TNI AD. Apalagi menjadi panglima TNI. Kini peluang terbuka lebar bagi abituren Akademi TNI tahun 1987 dan 1988 (A dan B).

Di sisi lain, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, akan berusia 58 tahun pada 8 November  2021. Ia menjadi Panglima TNI sejak 8 Desember 2017. Hadi pensiun sekitar 1 tahun, 7  bulan lagi. Terhitung 1 Desember 2021. Namun bukan tidak mungkin, akan mengalami pensiun dini.

Hal itu bisa dilihat dari perjalanan karier Jenderal (Polisi) Tito Karnavian. Tito akhirnya pensiun dini, walau usia pensiunnya masih tiga tahun lagi  (Oktober-November 2022). Abituren Akpol 1987 itu  pensiun dini Oktober 2019 lalu, setelah diangkat menjadi menteri dalam negeri.

Jika melihat pola tersebut, bukan tidak mungkin Hadi mengalami hal yang sama. Misalnya, jika mendapatkan jabatan di kabinet. Apalagi rencana reshuffle kabinet gencar pada Maret-April 2020 ini. Tentu saja pergantian menteri, panglima TNI, kepala staf angkatan merupakan hak prerogratif Presiden Jokowi.

Peluang Andika

KSAD Jenderal Andika Perkasa, berusia 58 tahun pada 21 Desember  2022.  Jadi ia resmi pensiun per 1 Januari 2023. Andika menjadi KSAD pada 22 November 2018.  Masa dinas aktifnya masih 2 tahun, 8 bulan lagi. Andika berpeluang menjadi Panglima TNI. Apalagi Laksamana Siwi dan Marsekal Yuyu pensiun pada Mei-Juni 2020 ini. Andika akan menjadi jenderal bintang empat paling senior setelah Hadi.

Jika menunggu Hadi pensiun, tentu tidak efektif  jika Andika menjadi Panglima TNI dalam rentang waktu 1 tahun 1 bulan saja. Hal ini jarang terjadi. Namun belakangan ada contohnya. Kepala Polri Jenderal, Idham Aziz hanya punya waktu 1 tahun, 2 bulan masa dinas aktifnya. Toh abituren Akpol 1988-A itu, tetap dipilih menjadi Kepala Polri.

Jadi, Andika memiliki peluang paling kuat menjadi Panglima TNI menggantikan Hadi. Andika lebih memiliki peran jika langsung menjadi Panglima TNI. Daripada, misalnya, bergeser dulu ke jabatan Wakil Panglima TNI. Jabatan Wapang TNI ‘kalah bergengsi” dibandingkan kepala staf angkatan. Sebab kepala staf angkatan, langsung menjadi pembina matra dan memegang kendali di angkatannya. Termasuk memegang anggaran dan pengendalian karier.

Dalam Perpres Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI, ada lima posisi bintang empat. Jabatan-jabatan tersebut: Panglima TNI, Wakil Panglima (Wapang) TNI, KSAD, KSAL, dan KSAU. Namun hingga kini, posisi Wapang TNI masih dikosongkan.

Calon KSAD

Jika Andika pun bergeser dalam waktu dekat, ada beberapa nama kuat menjadi KSAD. yakni: Panglima Kostrad, Letjen Besar Harto Karyawan; Sesmenko Polhukam, Letjen Tri Soewandono; dan Panglima Kogabwilhan III TNI, Letjen Ganip Warsito. Ketiganya abituren Akmil 1986.

Ada pula Irjen Mabes TNI, Letjen Muhammad Herindra; Komandan Kodiklatad, Letjen Anto Mukti Putranto; dan Irjen Kementerian Pertahanan, Letjen Ida Bagus Purwalaksana. Ketiganya lulusan Akmil 1987.

Sebenarnya Kepala Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Monardo (abituren Akmil 1985) masih punya peluang menjadi KSAD. Doni akan pensiun pada Mei-Juni 2021. Namun saat ini, ia diberikan amanat pula sebagai ketua gugus tugas penanganan Covid-19. Jadi, peluang Doni menjadi tipis. Berat bagi Presiden Jokowi melepaskan Doni dari tugas berat yang sedang diembannya. Kecuali tentu saja dengan pertimbangan lain.

Persaingan antara abituren Akmil 1986 dengan 1987 untuk menduduki posisi elite TNI AD begitu kuat. Kondisi itu juga akan mewarnai calon pengganti Tatang sebagai Wakil KSAD.    

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Di lingkungan Mabesad, sesungguhnya ada tiga senior yang pantas menjadi Wakil KSAD. Posisi itu ada pada Asisten Operasi KSAD, Mayjen Muhammad Fachruddin; dan Kepala Staf Ahli (Kasahli) KSAD, Mayjen Surawahadi. Keduanya abituren Akmil 1985. Yang ketiga, Irjen Mabesad (Irjenad), Mayjen Suko Pranoto, Akmil 1987.

Ketiganya pernah menjadi Panglima Kodam di luar Pulau Jawa. Fachruddin pernah menjadi Panglima Kodam Iskandar Muda. Surawahadi pernah menjadi Panglima Kodam Hasanuddin. Suko Pranoto pernah menjadi Panglima Kodam Pattimura. Mereka memenuhi syarat menjadi  Wakil KSAD.

Asisten Operasi KSAD, berbeda dengan para asisten lainnya. Punya ‘kasta’ lebih tinggi daripada asisten lainnya. Biasanya dari asisten KSAD, menjadi panglima Kodam. Tentu harus berlatar belakang korps infanteri, zeni, kavaleri, armed, arhanud, dan penerbad yang bisa menjadi panglima Kodam. Hal ini karena jabatan komandan wilayah, seperti Kodim dan Korem, saat ini hanya bisa diisi dari enam korps tersebut.

Khusus untuk asisten operasi berbeda. Dia justru harus pernah menjadi panglima Kodam terlebih dahulu. Jadi inilah jabatan asisten KSAD paling bergengsi. Bisa disebut sebagai orang ‘keempat’ di Mabesad.

Kemudian Kasahli KSAD. Dia adalah perwira tinggi senior yang memimpin para jenderal dan kolonel senior yang tergabung dalam ‘departemen’ staf ahli. Namun masih kalah bergengsi daripada Asisten Operasi KSAD. Kasahli ini seperti orang ‘kelima’ di Mabesad.

Irjenad seperti orang ‘ketiga’ di Mabesad. Pejabat Irjenad adalah mayor jenderal senior.  Setidaknya pernah menjadi asisten KSAD dalam waktu lama atau pernah menjadi Panglima Kodam.

Sisa Akmil 1985

Melihat peta letting  (kelas) di Mabesad, kemungkinan yang menjadi Wakil KSAD, bukan dari abituren Akmil 1987. Sebab KSAD, Jenderal Andika juga berasal dari letting Akmil 1987. Bukan pula dari abituren Akmil 1986 yang  sudah ‘mendominasi’ di lingkungan TNI, termasuk di Angkatan Darat. Melampaui abituen 1985 dan 1987.

Wakil KSAD sebelum Tatang juga berasal dari abituren Akmil 1986, yakni Letjen Hinsa Siburian. Akan menjadi masalah ‘kecemburuan’ jika lagi-lagi AD-2 berasal dari Akmil 1986.  Jalan tengahnya, kemungkinan justru berasal dari senior, abituren 1985. Sekaligus meredam ‘rivalitas’ abituren 1986 dengan 1987.  Peluang itu ada pada diri Mayjen Fachruddin dan Mayjen Surawahadi.

Fachruddin pensiun pada November - Desember 2020. Namun, masih ada waktu enam bulan hingga rotasi elite militer selanjutnya. Hal yang sama dialami Hinsa Siburian pada 2017 lalu. Ia hanya menjadi Wakil KSAD selama enam bulan, setelah itu pensiun.

Sedangkan Surawahadi usia pensiun masih satu tahun lagi, Maret-April 2021. Surawahadi menjadi Kasahli KSAD sejak 9 Januari 2020 lalu. Ia berpeluang untuk posisi nomor dua di Mabesad. Mantan Wakil KSAL Laksdya Wuspo Lukito, juga hanya satu tahun dalam posisinya, sejak 24 September 2018 – 24 September 2019 lalu.  

Orang-orang terbaik letting Akmil 1985 justru sudah banyak yang pensiun dan wafat. Misalnya Letjen (Purn) Edy Rahmayadi, Mayjen (Purn) Agung Risdhianto, Mayjen (Purn) Wiyarto, Mayjen (Purn) Jaswandi, dan almarhum Mayjen I Made Agra. Mereka bersama Letjen Doni Monardo sebagai orang yang menjadi mayjen lebih dahulu daripada Fachrudin maupun Surawahadi. Apakah Fachruddin atau Surawahadi akan mendapatkan keberuntungan? Entahlah.

Di luar pejabat tinggi Mabesad, ada pula Komandan Kodiklatad, Letjen AM Putranto. Namun lagi-lagi Putranto juga abituren Akmil 1987. Kemungkinan Andika akan menghindari wakilnya dari sesama Akmil 1987. Jika memang ‘terpaksa’ dari abituren 1987, peluang besar berada di pundak AM Putranto dan Suko Pranoto.  Putranto pernah menjadi pangdam Sriwijaya. Suko pernah menjadi Pangdam Pattimura.

Di luar mereka, ada juga Pangdam Sriwijaya, Mayjen Irwan Zaini; Pangdam Siliwangi, Mayjen Nugroho Budi Wiryanto;  Pangdam Udayana, Benny Susianto; dan Pangdam Pattimura, Mayjen Marga Taufik.   

Ada pula Panglima Kostrad, Letjen Besar Harto Karyawan, abituren Akmil 1986. Kemungkinan Harto tidak akan digeser ke posisi Wakil KSAD. Karena ia teman se-letting Tatang, Wakil KSAD saat ini.

Di luar lingkungan Angkatan Darat, masih ada Irjen Mabes TNI, Letjen Muhammad Herindra. Selain itu, Irjen Kementerian Pertahanan, Letjen Ida Bagus Purwalaksana. Namun, seperti Putranto, keduanya berasal dari abituren  Akmil 1987. Sehingga peluang Herindra dan Bagus  tidak diarahkan ke jabatan Wakil KSAD.

Lulusan 1988

Di luar nama-nama di atas, masih ada abituren Akmil 1988 dan 1989. Peluang itu ada pada Mayjen Arif Rahman,  Komandan Pusterad. Arif  lulusan 1988-A. Sebelum menjadi Komandan Pusterad, dia pernah menjadi Panglima Kodam Brawijaya dan Gubenur Akmil. Ia dipandang sudah pantas mendapatkan promosi bintang tiga, mewakili lulusan 1988.

Hingga kini belum ada lulusan Akmil 1988-A (program pendidikan empat tahun) maupun 1988-B (program pendidikan tiga tahun) yang berpangkat letjen. Sedangan AAL dan AAU 1988 sudah ada yang meraih pangkat laksdya dan marsdya (bintang tiga). Panglima Kogabwilhan I TNI, Laksdya Yudo Margono, AAL 1988-A. Panglima Kogabwilhan II TNI, Marsdya Fadjar Prasetyo, AAU 1988-B. Dalam hal ini Angkatan  Darat tertinggal.

Selain Arif Rahman, ada enam rekannya yang juga sudah dan sedang menjadi panglima Kodam. Mereka adalah; Mayjen Madsuni (1988-A), pernah menjadi Panglima Kodam Merdeka. Kini Madsuni ‘diparkir’ menjadi Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Komsos Panglima TNI.

Ada pula Mayjen Teguh Arief Indratmoko (1988-A), kini Panglima Kodam Iskandar Muda; Mayjen M Sabrar Fadhilah (1988-A), kini Panglima Kodam Bukit Barisan; dan Mayjen Muhammad Nur Rahmad (1988-A), kini Panglima Kodam Tanjungpura.

Selain itu, Mayjen Subiyanto (1988-B), kini Panglima Kodam Mulawarman; dan Mayjen Herman Asaribab (1988-B), kini Panglima Kodam Cendrawasih. Sebenarnya ada beberapa lulusan Akmil 1988-A dan B yang berpangkat mayjen, namun belum menjadi panglima Kodam.

Di luar itu ada satu nama yang cukup menonjol dari abituren Akmil 1989. Dia adalah Mayjen Eko Margiyono, Panglima Kodam Jayakarta. Sebelumnya menjadi Komandan Jenderal Kopassus serta Gubernur Akmil.

Itulah nama-nama yang berpeluang menjadi Wakil KSAD menggantikan Tatang pada April 2020 ini. Semua berpulang kepada hasil rapat Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) TNI.

Jika Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI, sudah berlaku di lingkungan TNI, maka akan ada beberapa jabatan yang dinaikkan menjadi bintang tiga. Misalnya; Irjenad, Koorsahli KSAD, Komandan Pussenif, dan Komandan Pusterad. Nah, para mayjen yang pernah menjadi panglima Kodam memiliki peluang lebih besar.

Sebagai penutup tulisan perspektif analisis ini, pimpinan tentara, harus memberikan kesempatan seadil-adilnya kepada setiap perwira untuk mengembangkan kariernya. Selayaknya, jabatan-pejabat tinggi TNI dipercayakan kepada perwira yang sangat menonjol di antara perwira yang potensial.

Harus dilihat latar belakang penugasan bidang staf, pendidikan, pembinaan teritorial, serta komando pada unit kesatuan yang lebih besar. Tentu dengan ukuran prestasi yang sangat menonjol. Bukan semata-mata, karena sama-sama lulusan satu letting (kelas).

 

 

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler