IDB: Konflik Hambat Investasi ke Negara Islam

IDB memiliki program untuk membantu UMKM.

Alarabiya.net
Islamic Development Bank (IDB).(Alarabiya.net)
Rep: Adinda Pryanka Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA KINABALU – Sebanyak 60 persen dari konflik dunia yang sedang berlangsung di negara-negara Muslim, menghambat investasi untuk pertumbuhan dan kemajuan mereka. Khususnya di antara 57 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Baca Juga

Pewakilan Islamic Development Bank (IDB) Mohamad Abida mengatakan, banyak hambatan yang merintangi masuknnya investasi ke negara-negara OKI. "Ketidakstabilan politik, ketahanan makroekonomi, tantangan infrastruktur, kualitas institusi, dan keterbukaan perdagangan yang terbatas jadi hambatan utama investasi di negara-negara OKI," kata Abida, seperti dikutip di Daily Express, baru-baru ini.

Abida menyampaikan kondisi tersebut dalam World Islamic Economic Forum (WIEF) 2020 di Resort Magellan Sutera, Kota Kinabalu, Malaysia. IDB sendiri merupakan lembaga keuangan pembangunan multilateral dengan fokus pada keuangan Islam yang berlokasi di Jeddah, Arab Saudi.

Tan Sri Abdul Madjid Khan dari IDB juga menkelaskan, pihaknya menyediakan pilihan pembiayaan lain yang dapat dipertimbangkan oleh masyarakat, terutama ketika menghadapi masalah dengan lembaga keuangan lainnya.

Sebelumnnya, Presiden IDB Bandar Hajjar sempat bertemu dengan Mantan Perdana Menteri Malaysia Tan Mahathir Mohammad di Putrajaya saat ia masih menjabat sebagai pemimpin Malaysia. Pertemuan tersebut untuk membahas penguatan hubungan antara kedua belah pihak, terutama setelah Mahathir memimpin Komisi IDB Vision 1440H (2020).

Pada April 2018, IDB meluncurkan program Transform. Program ini menyediakan dana 500 juta dolar AS untuk membantu pembiayaan UKM guna mengembangkan ide-ide mereka. Dana tersebut juga untuk memfasilitasi komersialisasi teknologi di antara negara-negara anggota IDB. 

 

 
Berita Terpopuler