Senin 26 Aug 2019 08:16 WIB

Mbah Sadiman, Sang Pahlawan Lingkungan dari Wonogiri

Mbah Sadiman berperan dalam menanam dan merawat puluhan ribu pohon

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mbah Sadiman, sang pahlawan lingkungan dari Wonogiri, mendapatkan penghargaan berupa Apresiasi Dukungan Insan Inspiratif dari BNPB. Penghargaan tersebut diterimanya di Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, Minggu (25/8).

Agus Wibowo, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam rilis yang diterima Joglosemarnews.com, Senin (26/8/2019), mengatakan, Sadiman berperan dalam menanam dan merawat puluhan ribu pohon yang berfungsi sebagai pengikat air penghidupan bagi warga desa dan sekitarnya.

Berbagai tanaman, khususnya beringin, menjadikan desanya berlimpah air meskipun wilayah itu memasuki musim kemarau. Ia memilih tanaman beringin karena tanaman ini memiliki kelebihan sebagai tanaman pencegah erosi.

Selain itu, beringin yang ditanam sejak tahun 1996 di bawahnya memunculkan mata air. Sekarang warga Desa Geneng di lereng Gunung Lawu sudah merasakan jerih payah dari seorang Mbah Sadiman dan masyarakat setempat mendapat aliran air secara gratis dan mandiri lebih dari 340 KK.

Atas upayanya tersebut, BNPB dan berbagai pihak memberikan Apresiasi Dukungan Insan Apresiatif. Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan membuka acara apresiasi yang dihadiri berbagai pihak tersebut.

“Apa yang telah dilakukan oleh Mbah Sadiman kiranya bisa menjadi contoh bagi kita semua dan bisa mengikut jejak langkah beliau dalam pelestarian lingkungan,” ujar Lilik.

Sementara itu, pihak bank juga memberikan dukungan dan penghargaan kepada Sadiman sebagai tokoh penyelamat lingkungan yang gigih dan semangat tanpa pamrih meski sudah memasuki usia lanjut. Dana sejumlah Rp 100 juta diberikan kepada Sadiman atas kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan kemanusiaan.

Selama 20 tahun lebih, sejak tahun 1996, Sadiman telah mengabdikan diri sebagai pekeja senyap dalam memulihkan ekosistem di lereng Gunung Lawu. Sebelumnya, kebakaran hebat pernah melanda desa, kekeringan saat musim kemarau, banjir saat musim hujan, petani tidak cukup mendapat air untuk tanaman, dan warga kesulitan mendapatkan air.

Kira-kira kondisi seperti ini yang digambarkan oleh Sadiman yang tinggal di Dusun Dali, Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri, sekitar 100 km dari Kota Solo.

Setidaknya lahan seluas 250 hektare di Bukit Gendol dan Bukit Ampyang, lereng Gunung Lawu, telah ia tanami lebih dari 11 ribu tanaman. Ini bermula dari keresahannya akibat kerusakan lingkungan, penebangan dan penjarahan hutan yang dilakukan warga dan berimbas pada kehidupan warganya sendiri. Lelaki tua itu melakukan semuanya sendiri, tanpa bayaran dan tidak mengharapkan imbalan.

“Dulu, saya dianggap gila. Ketika (masyarakat) yang lain menanam tanaman pangan, saya malah menanam pohon beringin. Tapi sekarang, apa yang saya tanam itu bisa menghasilkan air untuk warga dan udara menjadi sejuk,” tutur Sadiman.

Pada awal Agustus 2019 lalu, BNPB juga memberikan penghargaan sebagai tokoh inspiratif Reksa Utama Anindha (Penjaga Bumi yang Penuh Kebijakan). Pada kesempatan itu, Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan bahwa kita butuh ribuan orang seperti Mbah Sadiman.

“Meski usia sudah 68 tahun, beliau ini masih segar bugar dan semangat untuk menanam pohon. Bahkan alasan kenapa beringin yang ia tanam, antara lain selain kuat, penyuplai air dan udara, beringin juga dipercaya ada ‘penunggunya’, jadi warga tidak berani tebang. Ini unik dan menarik,” ujar Doni Monardo pada 1 Agusutus 2019 silam di Graha BNPB, Jakarta

The post appeared first on Joglosemar News.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan joglosemarnews.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab joglosemarnews.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement