Anggaran TNI Dinilai Minim, Menhan: Gatot Nurmantyo Sudahlah

Gatot menilai alokasi anggaran bagi TNI pada masa pemerintahan Jokowi minim.

Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menanggapi pernyataan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang mengkritisi rendahnya alokasi anggaran bagi TNI pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Ryamizard menyatakan, anggaran pemerintah bagi pertahanan terbilang cukup besar.

Ryamizard merujuk pada alokasi anggaran TNI yang saat ini lebih tinggi dibanding sebelumnya. Sehingga, ia merasa heran dengan tudingan Gatot.

"Ya Gatot Nurmantyo sudahlah. Dulu kan anggaran Rp 80-an (triliun), sekarang sudah Rp 108 (triliun). Kurang apalagi coba, kan sudah naik," katanya ketika konferensi pers, Senin (15/4).

Baca Juga

Ia meragukan asal data Gatot mengenai minimnya anggaran tersebut. Ia meminta Gatot mengkritik dengan data yang jelas agar tidak menimbulkan fitnah. Menurutnya, kalau pun anggaran TNI masih kurang besar, mayoritas anggaran memang dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat.

"Memang mau ngambil uang rakyat? Kita tentara rakyat. Ya rakyat dululah diutamakan dong," ujar Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu.

Ryamizard mengingatkan, bahwa pemerintah wajib mementingkan kesejahteraan rakyat. Sehingga menurutnya, wajar bila prioritas anggaran untuk rakyat.

"Kalau di India sana hebat tapi rakyatnya banyak yang miskin. Itu tidak boleh terjadi di sini dong, masak menomor-10-kan rakyat?  pokoknya alutsista bagus (tapi) rakyat terserah, (itu) enggak benar, bukan tentara rakyat itu," ucapnya.

 
Berita Terpopuler