5 Tanda Anda Butuh 'Libur' karena Masalah Kesehatan Mental

Lingkungan kerja yang toxic juga bisa merusak kesehatan mental pekerja

usnews.com
Beberapa tanda seperti tak fokus dan mudah lupa menunjukkan anda membutuhkan libur atau cuti dari pekerjaan
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Secara statistik, satu dari empat orang dewasa mengalami masalah kesehatan mental yang dapat terdiagnosis. Sayangnya, masih banyak orang dewasa yang enggan meluangkan waktu untuk mengatasi masalah kesehatan mental ini.

Bila mengajukan izin kerja karena sakit fisik merupakan hal yang umum, mengajukan izin kerja karena masalah kesehatan mental masih jarang ditemukan. Padahal, kesehatan di lingkungan kerja tak hanya terbatas pada kesehatan fisik tetapi mencakup banyak hal termasuk kesehatan mental.

Penting bagi pekerja untuk tak memaksakan diri bekerja bila mengalami masalah kesehatan mental. Stres kronis atau stres yang berlangsung dalam jangka waktu panjang misalnya, dapat mengarah kepada depresi. Di sisi lain, lingkungan kerja yang toxic dan tak mendukung juga dapat merusak kesehatan mental pekerja.

Setidaknya ada lima tanda yang bisa menjadi 'alarm' bahwa mental Anda membutuhkan istirahat dari segala kesibukan. Berikut ini adalah kelima tanda tersebut seperti dilansir US News.

Ritme kerja yang cepat hingga pekerjaan yang menumpuk tak jarang membuat pekerja kehilangan fokus. Bila terus berlanjut, kondisi ini dapat menyebabkan stres yang cukup tinggi.

Menurut The National Institute for Occupational Safety and Health, stres memainkan peran penting dalam beberapa jenis penyakit kronis, khususnya penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal serta gangguan psikologis. Kondisi ini tentu tak hanya berimbas langsung kepada pekerja yang bersangkutan tetapi juga kepada perusahaan.

"Pengeluaran layanan kesehatan hampir 50 persen lebih ebsar untuk pekerja yang mengalami stres tinggi," papar Journal of Occupational and Environmental Medicine.

Ketika mengalami masalah ini, pekerja berarti menanggung terlalu banyak pekerjaan. Bukan hal yang buruk bila pekerja ingin menjadi sosok unggul dan memiliki produktivitas tinggi. Namun bila beban pekerjaan sudah mengganggu masalah kesehatan fisik dan mental, ada baiknya bila pekerja memasang batasan kerja yang realistis

Pekerjaan dapat mempengaruhi kehidupan pribadi pekerja, begitu pun sebaliknya. Ketika beban pekerjaan sangat banyak, risiko pekerja untuk mengalami masalah kesehatan fisik dan mental pun meningkat. Masalah ini dapat hadir dalam bentuk kelelahan, sinisme, ketidakefisienan bahkan perasaan kesepian.

Jam kerja yang panjang juga dapat memberi tekanan pada hubungan pribadi pekerja dengan pasangan atau keluarga. Tak sedikit pekerja yang harus melewatkan acara ulang tahun anak atau perayaan hari jadi pernikahan karena lembur bekerja.

Pekerja yang terlalu sibuk sampai tak bisa menjadi bagian dari kehidupannya sendiri perlu mengambil sedikit jeda. Luangkan waktu agar bisa kembali menjadi bagian dalam kehidupan pribadi yang menyangkut hubungan dengan pasangan, teman hingga keluarga.

Stres tak hanya mempengaruhi pekerja secara psikis tetapi juga secara fisik. Sesekali lembur bekerja memang dapat memberi manfaat baik bagi kehidupan pribadi maupun karir. Namun terlalu lama bekerja dalam jangka panjang dapat membebani tubuh.

Dampak dari terlalu lama bekerja dalam jangka panjang tak hanya sekedar menimbulkan rasa lelah pada tubuh. Kondisi ini juga berkaitan erat dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular.

Ketika mengalami stres yang sudah memunculkan tanda-tanda fisik, ada baiknya pekerja meluangkan sedikit waktu untuk berdiam diri. Pikirkan apa akar masalah yang membuat stres ini timbul, tuliskan masalah-masalah tersebut dan pikirkan cara untuk mengatasinya. Akan lebih baik bila masalah yang ada dihadapi secara bertahap.

Kepedulian pada diri sendiri merupakan hal penting bagi semua orang, khususnya pekerja yang menghabiskan waktu untuk merawat orang lain. Salah satu contohnya adalah caregiver

Caregiver biasanya lebih memprioritaskan waktu untuk merawat pasien atau anggota keluarga yang sedang sakit. Akibatnya, caregiver seringkali mengabaikan kesejahteraan diri sendiri.

Pekerja yang kehilangan kepedulian pada diri sendiri biasanya mulai melupakan atau melewatkan hal-hal penting untuk dirinya sendiri. Misalnya melewatkan jam makan siang, mengabaikan kebutuhan istirahat hingga tidak memedulikan kesehatan diri sendiri.

Ketika menghadapi situasi ini, ada baiknya pekerja menciptakan satu situasi di mana pekerja mengutamakan dirinya sendiri terlebih dahulu. Entah itu hanya meluangkan 10 menit untuk bermeditasi, atau mencoba mengikuti kelas olahraga.

 

Kurang tidur dan pemenuhan gizi yang buruk merupakan dua hal yang cukup umum ditemukan pada pekerja namun seringkali diabaikan. Padahal, kedua hal ini merupakan tanda bahwa pekerja butuh mengistirahatkan mentalnya dari segala kesibukan.

Kurang tidur dan pola makan yang buruk tak hanya membuat tubuh kehilangan energi, tetapi juga mempengaruhi emosi dan kecerdasan. Tanpa sumber energi yang cukup untuk fisik dan mental, pekerja tak akan bisa menunjukkan performa yang optimal.

Dalam kondisi ini, pekerja perlu meluangkan waktu untuk menjauh dari rutinitas kesibukan. Luangkan sedikit waktu untuk sekedar berjalan kaki, makan yang teratur dan sehat serta tidur yang nyenyak di malam hari. Cara-cara sederhana seperti ini dapat menjernihkan kembali pikiran dan memperkuat tubuh.

 
Berita Terpopuler