'Demokrat Butuh 2 Partai Menengah Lain untuk Poros Ketiga'

Qodari menilai kemungkinan poros ketiga sangat besar, tergantung keseriusan SBY.

Republika/Iman Firmansyah
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menjelaskan hasil survei tentang pilkada Jawa Barat yang di lakukan indobaremeter di jakarta, Kamis (19/4).
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, peluang terbentuknya poros ketiga pada pemilihan presiden (pilpres) 2019 sangat besar terjadi. Partai Demokrat hanya membutuhkan dua partai lainnya untuk berkoalisi dengannya.

"Demokrat kalau mau bikin poros baru harus minimal tiga partai, Demokrat dengan dua lagi partai menengah," kata dia kepada Republika, Selasa (24/4).

Sebelum mengajak dua partai lain, dia mengatakan, pembentukan poros ketiga ini membutuhkan keseriusan dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Menurut saya, seberapa serius lahirnya poros ketiga ini tergantung dengan Pak SBY. Matematika politiknya seperti apa. Kalau beliau serius, menurut saya, peluang munculnya poros ketiga itu besar," kata Qodari.

Qodari menambahkan, koalisi tiga partai atau lebih dapat menimbulkan kerumitan. Sebab, dari tiga partai tersebut, dia mengatakan, bagaimana pembagian kursi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Dua kursi itu hanya dapat dibagikan kepada dua partai. "Kemudian, patai ketiga dapat apa," kata Qodari.

Terkait pembagian hak tersebut, Qodari mengatakan, Partai Gerindra yang sudah memberikan mandat kepada ketua umumnya, Prabowo Subianto, tidak mengalami kerumitan. Gerindra yang mengantongi 11,8 persen suara pada Pemilu 2014 hanya membutuhkan satu partai tambahan.

"Kalau Gerindra hal ini bisa diselesaikan dengan cepat karena kursinya sudah cukup, hanya dua partai saja sehingga Gerindra dapat jadi capres dan partai kedua cawapresnya. Itu cepat gampang terbentuknya," kata Qodari.

Sebelumnya, dalam safari politik di Banten, SBY mengatakan akan ada pemimpin baru di pilpres 2019 mendatang. Namun, ia tidak memberi penjelasan lebih rinci mengenai siapa sosok pemimpin baru tersebut.

"Saya akan pasangkan nanti, capres-cawapres yang mengerti keinginan rakyat. Insya Allah nanti ada pemimpin baru yang amanah, cerdas, dan memikirkan rakyat banyak," kata SBY.

 
Berita Terpopuler