Solo Great Sale Jadi Lokomotif Perekonomian Jawa Tengah

Tahun ini, SGS tak hanya diikuti sektor ritel modern dan perhotelan.

Antara.
Gelaran Solo Great Sale 2018.
Rep: Andrian Saputra Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Solo Great Sale (SGS) dinilai telah sukses menjadi event tahunan yang mampu mendongkrak perekonomian warga Solo, Jawa Tengah. Bahkan tahun ini, SGS berlangsung lebih meriah dengan diikuti ribuan peserta mulai dari ritel modern, perhotelan, biro perjalanan, sektor otomotif, pertokoan, kuliner hingga pasar tradisional.

"Kami ingin SGS ini bisa menjadi lokomotif perekonomian tak hanya di Solo tapi juga Jawa Tengah karena mempunyai efek domino yang besar," ujar Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo, saat dalam penutupan SGS, Rabu (28/2) malam.

Arif mengungkapkan SGS antara lain meningkatkan okupansi hotel-hotel se-Solo Raya. Selain itu juga mendorong majunya pelaku usaha kecil menengah untuk semakin maju. Menurutnya, dengan semakin baiknya pelaksanaan SGS, diharapkan dapat membantu dalam pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah.

"Ke depannya kita harus lebih mendorong khususnya terkait permodalan pelaku usaha kecil dan pendampingan usaha kecil untuk meningkatkan kualitas dan daya saing," katanya.

Tahun ini, SGS tak hanya diikuti sektor ritel modern dan perhotelan. SGS juga diramaikan dengan turut sertanya 44 pasar tradisional, restoran, pertokoan, sektor otomotif, biro perjalanan, hingga usaha kuliner di Solo.

Dengan jumlah kartu SGS yang dibagikan kepada masyarakat mencapai 49 ribu kartu, SGS 2018 sukses meraup omzet sebesar Rp 533,9 miliar. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 425 miliar.

Bahkan dibanding pelaksanaan SGS tahun sebelumnya, omzet pelaksanaan SGS tahun ini meningkat pesat. Pada pelaksanaan SGS 2017, omzetnya mencapai Rp 245 miliar.

 
Berita Terpopuler