Kematian Robin Williams Sebabkan Tingginya Angka Bunuh Diri

Berita kematian Williams yang meluas menjadi diduga memicu meningkatnya insiden.

REUTERS/Fred Prouser/ca
Robin Williams.
Rep: Retno Wulandhari Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kematian akibat bunuh diri meningkat drastis hingga 10 persen setelah kasus bunuh diri yang dilakukan aktor senior Robin Williams mencuat pada 2014 silam. Menurut sebuah penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah PLOS ONE, dari total peningkatan tersebut diketahui kasus bunuh diri mayoritas dilakukan oleh kaum pria.

Penelitian juga menyebutkan dalam rentang waktu lima bulan pascakematian Williams, dari Agustus sampai Desember, setidaknya terdapat 18.690 kematian yang disebabkan karena bunuh diri. Rata-rata pelaku bunuh diri merupakan pria berusia antara 30-44 tahun. Williams yang saat itu berusia 63 tahun ditemukan tewas dalam keadaan gantung diri di rumahnya pada Agustus 2014.

Meski penelitian tidak dapat membuktikan adanya hubungan antara kematian Williams dan meningkatnya depresi hingga meningkatkan angka bunuh diri, ada koneksi di antara keduanya yang dipercaya merupakan benang merah dari fenomena tersebut.

Pemberitaan media mengenai kematian Williams yang dilakukan secara terus-menerus diduga menjadi pemicu fenomena meningkatnya angka bunuh diri ini. Pemberitaan mengenai Williams telah memengaruhi masyarakat yang tadinya baru memiliki keinginan untuk bunuh diri berubah menjadi melakukan percobaan bunuh diri.

Lain halnya dengan kasus bunuh diri yang dilakukan oleh vokalis grup band Nirvana, Kurt Cobain, pada 1994 silam. Kasus bunuh diri ini tidak memberikan dampak yang besar tehadap peningkatan angka bunuh diri. Media saatitu masih terbatas dalam mengabarkan kasus bunuh diri Cobain. Dilansir dari Indian Express.

 
Berita Terpopuler