Ini Penjelasan Pakar Soal Gempa Dua Hari Ini

Patahan ini mirip Patahan Opak yang menggetarkan Yogya pada 2006.

Twitter BMKG
Pusat gempa di Lebak, Banten, Rabu (24/1) siang.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Geologi Rovicky Dwi Putrohari mengkaji, dua gempa  beberapa hari ini sebagai akibat dari bergeraknya batas antara 'mikroplate' yang disebut Cimandiri Fault. Pergerakannya berupa patahan geser atau sesar geser.

"Patahan ini sebenarnya mirip seperti Patahan Opak yang menggetarkan Yogyakarta tahun 2006 lalu," kata Rovicky ketika dihubungi Republika.co.id Rabu (24/1).
 
 
Dia menduga, Cimandiri Fault akan menerus ke daerah selatan di bawah laut. Dan pusat gempa yang berpusat di kawasan Banten tersebut, memang berada di bawah laut.
 
Meski begitu, lanjut Rovicky, yang perlu diwaspadai adalah adanya Seismic Gap di sebelah Selatan Selat Sunda yang sudah cukup lama berpotensi tsunami. "Kalau yang terdeteksi potensi gempa di daerah 'seismic gap' ini, iya berpotensi tsunami," jelas dia.
 
 
 

 
Berita Terpopuler