Mengkaji Penguatan Pendidikan Karakter di Pesantren
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kehadiran Pondok Pesantren merupakan suatu magnet tersendiri dalam menciptakan generasi insan muslim yang berkualitas. Selain sebagai wadah menempa ilmu agama dan ilmu umum, lembaga pendidikan ini memiliki peranan dalam memajukan pendidikan Indonesia. Para lulusannya diharapkan memiliki kesalehan yang kokoh, jiwa kemandirian, dan berkepribadian mulia.
Pemerhati pendidikan karakter, Dwi Samto mengutip sebuah pesan tersirat apa yang disampaikan pimpinan Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Ustaz Salim Rasmid. “Pesantren bukanlah sebuah hotel yang seluruh santrinya harus dilayani. Kita ketahui, dalam kesehariannya, pondok pesantren telah menanamkan panca jiwa sebagai program penguatan karakter para santrinya, seperti: keikhlasan, kesederhanaan, jiwa yang mandiri, ukhuwah Islamiah, dan kebebasan berkreativitas (dalam bingkai ke-Islam-an),” ujarnya disela-sela kegiatan pesantren matematika di Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor, Selasa (26/12).
Ketiga, ukhuwah Islamiah. Seperti yang diketahui, warga santri di pesantren datang dari berbagai latar belakang dan golongan. Di sinilah keunikannya, semua bersatu dan berjamaah dalam bingkai akidah untuk menjunjung perbedaan.
Keempat, memiliki jiwa kemandirian. Para santri dididik untuk memiliki jiwa kemandirian, yakni mampu melayani diri sendiri dan mampu menyelesaikan permasalahan hidup, dengan tidak bergantung pada peran orang tua secara langsung. Kelima, di pesantren para santri diberikan kebebasan berkreasi, melalui kegiatan ekstrakurikuler guna melahirkan kreativitas sesuai norma-norma keislaman
“Dalam hidup, jika ingin meraih kesuksesan harus memiliki pedoman 3 M, yakni, mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang," ujar dia.