Festival Panah Tradisional Kerek Perputaran Uang di Mentawai

Sapto Andika Candra
Salah satu peserta lomba memanah dalam Festival Panah Tradisional Mentawai menjajal panah yang akan ia gunakan.
Rep: Sapto Andika Candra Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,SIBERUT SELATAN -- Siapa sangka, keberadaan festival panahan di sebuah kota kecamatan salah satu pulau terluar Indonesia bisa mendongkrak ekonomi warganya. Festival Panah Tradisional Mentawai yang digelar pada 25-28 Juli 2017 di Desa Muntei, Siberut Selatan diyakini bisa menaikkan perputaran uang di sana.

Paling tidak, ekonomi warga ikut terbantu dengan datangnya ratusan peserta dan pengunjung festival kali ini. Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Kortanius Sabeleake optimistis, pertumbuhan ekonomi masyarakat Mentawai ikut terdongkrak dengan kegiatan ini. Itu lah mengapa, ia juga berharap agar festival ini bisa digelar tahunan nantinya.

"Katakanlah, kalau semua pengunjung belanja di sini (Siberut Selatan). Misalkan 50 ribu kali 1000 (transaksi) berapa uang berputar di Muntei," kata Kortanius usai membuka Festival Panah Tradisional Mentawai, Selasa (25/7) malam.

Ruth Alfidah (43 tahun) misalnya, ia sengaja membuka warung yang disediakan oleh panitia. Ruth bersama dengan kelompok ibu-ibu di desanya memilih untuk menjajakan makanan khas Mentawai, seperti batra atau ulat sagu, lokan, makanan berbahan dari sagu, subet yang terbuat dari keladi, dan minuman hangat. "Ya lumayan dengan acara ini bisa jualan," katanya singkat.

 
Berita Terpopuler