Sejarah Hari Ini: Kristen Rebut Yerusalem dalam Perang Salib

Pinterest
Pasukan Kristen Eropa menginvasi Yerusalem pada 14 Juli 1099 (ilustrasi).
Rep: Fira Nursya'bani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 14 Juli 1099, pasukan Kristen dari Eropa berhasil merebut Yerusalem setelah tujuh pekan mengepung dan membantai populasi Muslim dan Yahudi kota tersebut. Saat itu, pengawasan kota suci Yerusalem berpindah dari warga Mesir yang relatif toleran ke Seljuk Turki pada 1071.

Pada akhir abad ke-11, Kaisar Byzantium Alexius Comenus, yang merasa terancam oleh Seljuk Turki, meminta bantuan dari Barat. Pada 1095, Paus Urban II secara terbuka menyerukan sebuah perang salib untuk membantu orang Kristen agar mendapatkan kembali wilayah suci mereka di Yerusalem.

Tentara salib pertama sebenarnya adalah gerombolan petani Prancis dan Jerman yang tidak disiplin dan jarang mendapat hasil. Satu kelompok petani, yang dikenal dengan "Perang Salib Rakyat", berhasil mencapai Konstantinopel sebelum akhirnya dimusnahkan oleh orang-orang Turki.

Pada 1096, pasukan salib yang mengerahkan sekitar 4.000 tentara dan 25 ribu infanteri, mulai bergerak ke timur. Pasukan dipimpin oleh Raymond dari Toulouse, Godfrey dari Bouillon, Robert dari Flanders, dan Bohemond dari Otranto, tentara Kristen yang menyeberang ke Asia Kecil pada 1097.

Pada Juni, tentara salib merebut kota Nicaea yang dikuasai Turki dan kemudian mengalahkan tentara Seljuk Turki di Dorylaeum. Dari sana, mereka berbaris menuju Antiokhia, yang terletak di dekat Sungai Orontes di bawah Gunung Silpius, dan memulai pengepungan selama enam bulan.

Pada pagi hari 3 Juni 1098, Bohemond berhasil membujuk seorang pengkhianat Turki untuk membuka Gerbang Jembatan Antioch dan memerintahkan para tentara masuk dan melakukan pengepungan dalam kota. Mereka kemudian mulai membantai ribuan tentara musuh dan warga.

Pada bulan berikutnya, tentara Turki tiba untuk mencoba merebut kembali kota tersebut. Namun mereka juga berhasil dikalahkan dan benteng Antiokhia tunduk kepada orang-orang Eropa.

Setelah beristirahat dan melakukan reorganisasi selama enam bulan, tentara salib berangkat menuju tujuan akhir mereka, Yerusalem. Jumlah mereka sekarang berkurang menjadi sekitar 1.200 kavaleri dan 12 ribu tentara.

Pada 7 Juni 1099, tentara Kristen sampai di Yerusalem dan mulai membangun tiga menara pengepungan besar. Pada 13 Juli menjelang malam, pasukan Kristen itu mulai berjuang menembus tembok Yerusalem.

Pada 14 Juli, pasukan Godfrey menjadi pertama menembus pertahanan dan akhirnya Gerbang Santo Stefanus dibuka. Yerusalem berhasil dikuasai dan puluhan ribu penghuninya dibantai.

Tentara salib telah mencapai tujuan mereka, dan Yerusalem berada di tangan orang Kristen. Namun tentara Mesir mulai memasuki kota suci itu beberapa minggu kemudian untuk melakukan perlawanan dan kalah.

Dilansir dari History, kekalahan Mesir oleh orang-orang Kristen pada Agustus 1099 mengakhiri perlawanan Muslim terhadap orang-orang Eropa untuk sementara waktu. Lima negara Kristen kecil didirikan di wilayah tersebut di bawah pemerintahan para pemimpin perang salib.

Selanjutnya: Bastille Day, Tandai Dimulainya Revolusi Prancis

Bastille, benteng dan penjara yang menjadi lambang tirani kerajaan Prancis diserbu oleh revolusioner Paris dan tentara pemberontak, pada 14 Juli 1789. Insiden dramatis yang dikenal dengan Bastille Day ini menandai dimulainya Revolusi Prancis.

Revolusi yang terjadi selama satu dekade tersebut diwarnai dengan kekacauan dan teror politik. Raja Louis XVI digulingkan dan puluhan ribu orang, termasuk raja dan istrinya Marie-Antoinette dieksekusi mati.

Pada musim panas 1789, Prancis bergerak cepat menuju revolusi. Gubernur militer Bastille, Bernard-René Jordan de Launay, mengaku merasa khawatir bentengnya akan menjadi sasaran kaum revolusioner dan ia kemudian meminta bala bantuan.

Pada 12 Juli, pihak berwenang kerajaan memindahkan 250 tong mesiu ke Bastille. Launay membawa anak buahnya bersembunyi di balik benteng besar Bastille dan mereka mengangkat dua jembatan besar yang dijadikan pintu masuk ke dalam benteng.

Pada 14 Juli pagi, kerumunan penyerang yang dipersenjatai dengan senapan, pedang, dan berbagai senjata darurat mulai berkumpul mengelilingi Bastille. Pasukan Launay awalnya mampu melawan gerombolan penyerang. Namun, setelah mereka semakin banyak, Launay akhirnya menyerahkan diri di atas benteng tersebut.

Launay dan anak buahnya ditahan, bubuk mesiu dan meriam Bastille disita, dan ketujuh tahanan dibebaskan. Setibanya di Hotel de Ville, tempat Launay ditangkap dan diadili oleh dewan revolusioner, pria ini malah ditarik oleh massa dan dibunuh.

Dilansir dari History, direbutnya Bastille melambangkan akhir dari rezim ancien dan memberi alasan kepada Prancis untuk memulai revolusi. Pada 1792, sistem monarki dihapuskan. Louis dan istrinya Marie-Antoinette dibunuh dengan menggunakan guillotine atas tuduhan pengkhianatan pada 1793.

Selanjutnya: Teknologi Revolusioner MP3 Diluncurkan

Perwakilan Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA) tidak hadir pada peluncuran sebuah terobosan teknologi terbaru dalam dunia musik, pada 14 Juli 1995. Teknologi itu bernama "MPEG-1 Audio Layer 3".

Teknologi ini memiliki format baru yang lebih efisien untuk pengkodean audio digital berkualitas tinggi dengan menggunakan algoritma kompresi data yang sangat efisien. Dengan kata lain, teknologi ini adalah cara untuk membuat file musik, yang cukup kecil untuk disimpan secara massal di komputer dan dipindahkan dengan mudah ke seluruh dunia dengan menggunakan Internet.

Pentingnya MP3 dijelaskan langsung oleh beberapa pakar aritmatika. Musik pada compact disc dibuat sedemikian rupa sehingga satu detik lagu sama dengan kira-kira 176 ribu byte data, dan satu lagu yang berdurasi tiga menit, mendekati 32 juta byte (32 MB).

Pada pertengahan 1990-an, komputer pribadi memiliki kapasitas hard disk total hanya 500 MB. Oleh karena itu tidak mungkin menyimpan satu pun album musik di komputer rumah.

Selama akhir 1980-an dan awal 1990-an, beberapa tim insinyur audio bekerja untuk mengembangkan, menguji, dan menyempurnakan standar yang menghasilkan Motion Picture Experts Group (MPEG). Pendekatan mereka memanfaatkan karakteristik fisik dan kognitif tertentu dari pendengaran manusia, seperti ketidakmampuan kita untuk mendeteksi lebih dari dua suara yang dimainkan bersamaan.

Dengan menggunakan metode kompresi "perseptual", para insinyur mampu menghilangkan lebih dari 90 persen data dalam file audio CD standar tanpa mengorbankan kualitas suara. Satu lagu hanya berbobot 3-4 MB.

Dilansir dari History, Winamp dan Napster digugat karena pelanggaran hak cipta dan distribusi musik digital melalui internet, pada 1999-2000. Di mata RIAA, kondisi menyebabkan penurunan sebesar 29 persen dalam penjualan CD musik antara 2000 hingga 2006.

 
Berita Terpopuler