Perkembangan e-Commerce Jadi Tantangan di Industri Logistik

Republika/ Wihdan
Ekspor Semester Pertama. Aktifitas bongkar muat peti kemas saat pagi di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (24/7).
Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi global yang melambat memberi dampak terhadap industri logistik. Terutama dalam sektor layanan ekspor dan impor.

"Kita sama-sama tahu kondisi ekonomi global mengalami perlambatan. Nasional sendiri juga jadi terkena dampaknya. Walaupun kita harus tetap optimis," ujar Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Kamis (27/10) di Jakarta.

Yukki menjelaskan, sektor industri logistik transportasi laut, khususnya bidang ekspor dan impor telah mengalami penurunan signifikan. Itu sudah terjadi sejak tahun 2012 lalu. "Sehingga tentunya berdampak pada manufaktur kita," ujar Yukki.

Ekspor juga mengalami penurunan karena harga komoditi yang kurang baik walau tetap ada pertumbuhan.

Sementara untuk industri domestik dikatakan Yukki relatif stabil. Biasanya di semester akhir tahun akan terjadi kenaikan. Diantaranya disebabkan dengan banyaknya hari besar sehingga terjadi peningkatan stok di lapangan.

"Goverment spending juga meningkat terkait penyerapan anggaran baik di APBN dan APBD. Termasuk sektor swasta biasanya akan merilis budgetnya di akhir tahun dalam kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan," kata dia.

Sementara khusus angkutan udara, dengan adanya perubahan pola perdagangan dunia, dimana pola e-commerce meningkat tajam memberikan dampak yang positif. Ia menyebut pertumbuhan ekspor dan impor mencapai empat persen sementara di domestik hampir mencapai angka 14 persen.


"Jadi ini ada juga perubahan sisi perdagangan dunia, salah satunya e-commerce," ujar Yukki.

Karena itu tantangan perkembangan IT menjadi sesuatu yang wajib diikuti dan diperbaharui oleh industri logistik di tanah air.  

"Sekarang semua terkoneksi serba online. Pola perdagangan dunia sekarang sudah berubah, jadi mau tidak mau kita harus ambil atau akan tertinggal," ujarnya.  

Hal senada dikatakan Helmi Wantono, Direktur Utama PT EDI Indonesia, perusahaan IT di industri logistik. Bahwa perkembangan ekonomi saat ini semakin mengglobal. Artinya bahwa kegiatan perdagangan antarnegara saat ini sudah tidak ada batas dan hambatan terhadap arus barang, jasa dan modal.

"Sehingga masing-masing negara harus jadi kekuatan pasar yang terintegrasi tanpa teritorial," ujar Helmi.

Mewujudkan hal tersebut, Helmi mengatakan pihaknya berkomitmen untuk berperan dengan menghasilkan produk IT yang berstandar internasional. Untuk itu Helmi menjelaskan pihaknya saat ini terus bersinergi dengan berbagai pihak di dunia internasional.

"Kita sedang buat roadmap untuk bisa masuk pasar Asia di 2020," ujar Helmi.

 
Berita Terpopuler