Konferensi Ulama Hasilkan Deklarasi Lombok Cegah Terorisme

Republika/ Raisan Al Farisi
Gubernur Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi (keempat kanan) berfoto bersama Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mochammad Fachir (ketiga kiri), Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yunahar Ilyas (kedua kiri) Ketua Panitia Konferensi Ulama Internasi
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Konferensi Ulama Internasional di Lombok Barat menghasilkan Deklarasi Lombok yang disampaikan untuk mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yunahar Ilyas mengatakan, penyelenggaraan Konferensi Ulama Internasional yang bersamaan dengan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional merupakan sejarah baru bagi dunia Islam di Indonesia.

Ia menilai, konferensi bertajuk "Wasathiyah untuk mencegah Terorisme dan Sektarianisme" tersebut sangat tepat dengan kondisi yang terjadi saat ini.

"Padahal Islam mengajak pada moderasi, keseimbangan, dan toleransi," ujarnya dalam penutupan konferensi tersebut di Hotel Santosa, Lombok Barat, Senin (1/8).

Tantangan terbesar umat Islam saat ini menghapus stigma negatif yang kerap dilekatkan pada Islam. Ia berharap, hasil dari konferensi tersebut dapat bermanfaat bagi dunia Islam secara keseluruhan.

"Dalam Islam, membunuh satu jiwa sama seperti membunuh seluruh umat manusia. Karena itu dilarang terorisme, Islam adalah agama yang penuh kedamaian," ungkapnya.

Ia juga berharap, konferensi ulama tingkat internasional seperti ini dapat dilanjutkan pada masa mendatang.

Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi berharap konferensi ulama dapat semakin membumikan Alquran di Indonesia dan dunia serta meluruskan kesalahpahaman yang terjadi. Indonesia, ia katakan, menjadi contoh yang tepat dalam berislam.

Islam dan budaya lokal di Indonesia, pada kenyataannya bisa disesuaikan sepanjang tidak keluar dari nilai-nilai keislaman. Hal itu pula yang ingin ditonjolkan pada pembukaan MTQ yang memadukan unsur-unsur Islam dan budaya Indonesia.

Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Abdullah bin Abdul Muhsin al-Turki menyampaikan hasil konferensi yang tertuang dalam Deklarasi Lombok disampaikan demi mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme.

"Sesungguhnya ulama yang ikut dalam konferensi ini telah memberikan rekomendasi yang tepat. Untuk sekarang ini ialah mengaplikasikan ajaran ajaran yang benar," ungkapnya.

Ia menilai, konferensi semacam ini dapat menjadi contoh dalam memerangi terorisme dan sektarianisme.

"MUI punya program komprehensif untuk mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme sesuai dengan ajaran Ahli Sunnah wal Jamaah dan ulama terdahulu. Umat Islam Indonesia harus mampu menghadapi terorisme," lanjutnya.

 
Berita Terpopuler