Sejarah Hari Ini: Raja Pop Michael Jackson Tutup Usia
REPUBLIKA.CO.ID, Penyanyi asal Amerika Serikat (AS) yang dikenal sebagai raja pop dunia, Michael Jackson meninggal dunia pada 25 Juni 2009. Ia wafat di usia 50 setelah menderita serangan jantung.
Hal itu diyakini karena akibat konsumsi obat yang berlebihan diberikan oleh dokter pribadi Michael. Ia meninggal saat berada di rumahnya di Los Angeles, California.
Pria dengan nama lengkap Michael Joseph Jackson itu memulai debut di Hollywood sebagai penyanyi pada usia 5. Bersama dengan saudara-saudaranya, ia tampil bernyanyi serta menari di depan banyak orang.
Pada 1968, label rekaman Motowns mengontrak Michael dan empatsaudaranya. mereka terkenal sebagai Jackson 5. Album pertama dari grup vokal itu dirilis pada 1969.
Kesuksesan grup ini kemudian membuat Michael juga berhasil merilis album solo pertamanya pada 1972. Berjudul Got to Be There, album ini meraih kesuksesan.
Pria kelahiran 29 Agustus 1958 itu kemudian mulai merambah ke dunia layar lebar. Film pertama yang dbintangi Michael merupakan drama musikal The Wiz dan ia tampil dengan sejumlah penyanyi papan atas seperti Diana Ross.
Pada 1982, Michael meluncurkan album Thriller yang merupakan album dengan penjualan terbaik pertamanya. Sekitar 50 juta kopi album itu berhasil dijual di seluruh dunia.
Dari album ini, sosok Michael sebagai penyanyi pop yang lihai menari dikenal. Salah satu tarian yang paling khas darinya dikenal dengan nama Moonwalk.
Badai Audrey yang dahsyat melanda wilayah di sepanjang garis pantai Texas dan Lousiana, Amerika Serikat (AS) pada 25 Juni 1957. Dalam peristiwa ini setidaknya 390 orang tewas.
Badai diyakini datang dari Teluk Meksiko. Menyusul adanya perkiraan bencana alam ini datang, para warga telah diminta untuk mengungsi ke daerah tinggi yang dinilai tidak akan dilewati oleh Audrey.
Namun, peringatan itu datang terlambat. Badai Audrey menyapu dua wilayah AS tersebut dengan lebih cepat, disertai dengan hujan deras dan gelombang laut yang kencang.
Bahkan, ketinggian air laut yang pasang mencapai 15 kaki di atas normal. Banyak warga di dua wilayah negara bagian tersebut yang tersapu oleh banjir. Salah satunya terdapat 18 orang dalam satu keluarga tewas saat rumah mereka roboh dan hanyut.
Banyak orang yang saat itu hilang dan diduga telah tewas. Berbulan-bulan pencarian dilakukan, namun jumlah jenazah yang ditemukan adalah 390, dari sekitar 500 yang hilang.
Kongres Amerika Serikat (AS) meloloskan Mann Act atau dikenal sebagai Undang-undang (UU) tindakan perdagangan perbudakan putih pada 25 Juni 1910. Seolah-olah aturan ini dibuat untuk menjaga para perempuan agar tidak mudah menjadi korban prostitusi.
Namun, pada kenyataannya, UU ini justru memberi dampak terhadap banyak masalah dan justru kesempatan lebih besar bagi pelaku kejahatan untuk melakukan penyimpangan seksual. UU ini pada awalnya dibuat atas dasar kemarahan warga di Negeri paman Sam atas adanya perbudakan putih.
Sebuah komite dari Kongres AS kemudian melakukan penyelidikan terkait masalah prostitusi tersebut. Diduga banyak perempuan yang dibawa ke negara itu dan dipaksa untuk menjadi budak seks. Pelaku yang membawa para gadis tersebut dalam prostitusi diketahui merupakan pria-pria imigran.
Dalam UU Mann Act, disebutkan bahwa seorang perempuan tidak mungkin berada dalam dunia prostitusi, kecuali ia dijebak dan dipaska. Biasanya hal ini dilakukan dengan cara dibius serta disandera.
Dengan demikian, setiap perempuan dilarang melewati wilayah batas negara-negara bagian, maupun orang-orang yang mencoba membawanya. Karena itu, pada 1917, dua orang pria dari California yang ingin berkunjung ke Nevada untuk bertemu kekasih mereka, yaitu Drew Caminetti dan Maury Diggs ditangkap.
Setelah itu, semakin banyak kasus bermunculan yang justru tidak sesuai dengan tujuan utama dari UU tersebut dibuat. Salah satunya adalah seorang istri menuduh suaminya membawa anak perempuan mereka untuk tujuan prostitusi. Padahal, saat itu sang suami hanya menemani putrinya ke bagian negara lain untuk mengikuti acara sekolah.