Sejarah Hari Ini: Tsunami Besar Landa Jepang, 20 Ribu Orang Tewas dan Hilang

tsunami/ilustrasi
Rep: Puti Almas Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,  Pada 16 Juni 1896, tsunami yang berpusat sekitar 120 mil dari pulau utama Jepang, Honshu terjadi. Setidaknya dalam peristiwa itu lebih dari 20 ribu orang yang tewas dan dilaporkan hilang.

Sebelum tsunami terjadi, gempa berkekuatan 7,6 skala richter terjadi. Saat itu, orang-orang di wilayah di sepanjang Pantai Sanriku, Honshu serta Kamaishi merasakan getarannya.

Namun, mereka yang saat itu kebanyakan tengah merayakan festival tahunan tidak menyangka tsunami terjadi. Hanya dalam waktu 20 menit setelah gempa, tsunami menyampu bersih wilayah-wilayah tersebut.

Gelombang air dilaporkan mencapai setinggi 115 kaki di beberapa tempat. Seluruh desa di sepanjang pantai kebanyakan hancur hanya dalam waktu satu malam.

Pada 16 Juni 1884, roller coaster untuk pertama kalinya hadir di Amerika Serikat (AS).  Wahana permainan ini dibuka atas ide dari LeMarcus Thompson di Coney Island, Brooklyn, New York.

Panjang lintasan rel untuk roller coaster ini saat itu adalah sekitar enam mil. Banyak orang di negara tersebut yang menyambut gembira permainan yang memicu adrenalin tersebut.

Coney Island sendiri saat ini terkenal sebagai taman hiburan yang namanya diartikan sebagai Pulau Kelinci. Pulau yang terletak di sekitar Samudra Atlantik itu pertama kali ditemukan oleh penjelajah bernama Hendry Hudson pada 1609.

Setelah ditemukan, di Coney Island didirikan sebuah hotel. Tak hanya itu, seiring berjalannya waktu, bioskop, restoran, hingga trek balap juga dibangun di pulau tersebut .

Taman hiburan pertama kali dirikan antara 1897 hingga 1904. Meski saat itu belum ada wahanan permainan seperti roller coaster, banyak orang yang sudah berdatangan ke sana.

Namun, sejak adanya roller coaster, popularitas Coney Island semakin meningkat. Pada musim panas, pengunjung yang datang untuk menikmati wahana permainan itu bisa mencapai satu juta orang per hari.

Imre Nagy, seorang mantan perdana menteri Hungaria, sekaligus pemimpin pemberontakan kekuasaan Uni Soviet itu dieksekusi mati pada 16 Juni 1958. Ia digantung karena dianggap berkhianat oleh otoritas komunis.

Nagy yang menjadi perdana menteri pada 1953 diangkat oleh penguasa komunis Hungaria. Namun, setelah berkuasa, ia memberlakukan serangkaian reformasi liberal dan menentang Uni Soviet yang mencoba mengintervensi negara di Eropa Timur itu.

Atas hal yang dilakukannya, penguasa Komunis mencopot Nagy dari jabatan pada 1955. Ia kemudian juga dikeluarkan dari keanggotan Partai Komunis di tahun berikutnya.

Nagy saat itu mendapat dukungan dari banyak warga Hungaria. Serangkaian demonstrasi yang menyuarakan anti Soviet terjadi di Budapest. Aksi itu perlahan menjadi pemberontakan nasional.

Nagy bergabung dengan kelompok revolusi itu dan diangkat kembali menjadi Perdana Menteri Hungaria. Namun, Janos Kadar yang saat itu menjadi menteri membentuk tim perlawanan dan meminta Uni Soviet untuk campur tangan.

Pasukan Soviet kemudian secara besar-besaran meluncurkan serangan di Hungaria. Setidaknya ada 200 ribu tentara dan 2500 kendaraan tank yang dikerahkan.

Nagy saat itu berlindung di Kedutaaan Yugoslavia ditangkap oleh pihak Soviet, Ia kemudian diserahkan kepada rezim Janos dan dihukum mati.

Namun, setelah komunisme runtuh di Hungaria, jasad Nagy secara resmi dimakamkan kembali dengan penuh perhormatan. Setidaknya lebih dari 300 ribu orang di Hungaria memberi penghormatan terakhir dan mengantarkannya di peristirahatan terakhir.


 
Berita Terpopuler