Hari Anzac Tahun Ini Soroti Meningkatnya Jumlah Tentara Bunuh Diri

abc
Shaun Jenkins menderita PTSD dan bunuh diri pada Januari lalu
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pada peringatan Hari Anzac tahun ini, warga Australia diminta tidak hanya mengenang prajurit mereka yang tewas di medan pertempuran, tapi juga semakin banyaknya tentara Australia yang meninggal bunuh diri di tanah air akibat gangguan kesehatan mental pascatrauma.

Selama 20 tahun terakhir, semakin banyak tentara dan pensiunan militer yang melakukan bunuh diri ketimbang mereka yang tewas di pertempuran. Banyak dari pelaku bunuh diri, termasuk setidaknya 13 orang di tahun ini adalah penderita Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD).
 
Seorang mantan prajurit asal Queensland, Shaun Jenkins (24 tahun) merupakan salah satu korban PTSD terbaru. Meski sedang menjalani konseling, veteran ini tewas satu bulan setelah menghabiskan liburan Natal bersama keluarganya di Toowoomba, Brisbane Barat pada 31 Januari 2016.
 
Ibunya, Sue Jenkins mengatakan penugasannya ke Afghanistan selama tujuh bulan telah mengubah anaknya. Butuh waktu empat-lima jam untuk tertidur, dan ketika berhasil anaknya akan kembali terjaga karena mengalami mimpi buruk.
 
"Dia menjadi lebih pendiam dan menjauh dari orang, sedikit moody dan saya tahu ada yang tidak beres dengan dirinya,” katanya.
 
Jenkins mengatakan anaknya yang dulu penggemar olahraga dan sangat menyenangkan didiagnosa menderita PTSD pada Agustus 2015. Meskipun melakukan konseling, ibunya baru mengetahui setelah anaknya meninggal kalau putranya jarang hadir pada konseling tersebut.
 
Dia meyakini tentara perlu dipersiapkan mengenai kenyataan dalam situasi perang.
 
"Jumlah tentara yang bunuh diri lima kali lipat lebih banyak dibandingkan mereka yang tewas ketika menjalani tugas, ini angka yang sangat memprihatinkan,” kata Jenkins.
 

 
Berita Terpopuler