Sejarah Hari Ini: Rusia Kalahkan AS dalam 'Pertarungan' Luar Angkasa

www.spacefacts.de
Yuri Gagarin, kosmonot pertama Uni Sovyet yang terbang ke luar angkasa
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat pada hari ini 12 April 1961, Uni Soviet mengalahkan Amerika Serikat (AS) dengan mengirimkan manusia pertama ke luar angkasa. Kosmonot Yuri Gagarin Alexeyevich yang saat itu berusia 27 tahun berangkat menggunakan pesawat luar angkasa Vostok 1.

Gagarin kemudian mengitari bumi selama 108 menit dengan kecepatan lebih dari 27 ribu kilometer per jam. Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev mengucapkan selamat kepada Gagarin atas prestasinya. Ia juga mengirimkan kosmonot tersebut pesan. "Penerbangan Anda membuka halaman baru sejarah umat manusia dalam penaklukan luar angkasa,’’  kata Khrushchev.

Kantor berita Soviet, Tass, yang pertama kali melaporkan kesuksesan Gagarin. Gagarin kemudian mendarat dengan parasut. Kembalinya Gagarin dengan selamat telah menghentikan kekhawatiran penerbangan luar angkasa akan berakibat fatal bagi manusia. Keberhasilan ini juga merupakan pukulan bagi rakyat AS yang berharap menjadi yang pertama mengirimkan kosmonot ke luar atmosfer bumi.

Namun, Presiden AS JF Kennedy telah mengucapkan selamat kepada Uni Soviet atas prestasi mereka. Kepulangan Gagarin ke bumi disambut sebagai pahlawan nasional. Selain itu sebuah resepsi perayaan untuk Gagarin telah direncanakan di Kremlin di Lapangan Merah.

Pada hari ini tahun 1945 silam, presiden Amerika Serikat (AS) Franklin Delano Rooselvet menghembuskan napas terakhir karena kesehatannya yang semakin memburuk.

Saat itu di sebuah tempat di Warm Springs, Georgia, AS, Roosevelt duduk di ruang tamu dengan Lucy Mercer yang merupakan selingkuhannya berserta dua sepupu, dan anjingnya Fala saat seniman Elizabeth Shoumatoff melukis potret sang presiden.

Menurut penulis biografi presiden tersebut, Doris Kearns Goodwin, saat itu sekitar pukul 13.00 waktu setempat, presiden tiba-tiba mengeluh sakit hebat di belakang kepala dan tiba-tiba tidak sadarkan diri. Salah satu perempuan yang mengenali gejala pendarahan otak segera memanggil dokter untuk menolong Rooselvet.

Upaya penyelamatan segera dilakukan supaya orang nomor satu di AS tersebut kembali sadar, namun itu sia-sia. Mercer dan Shoumatoff cepat meninggalkan rumah, memperkirakan keluarga Rooselvet segera tiba setelah tersiar kabar.

Dokter lainnya menelepon istri presiden, Eleanor Roosevelt di Washington DC, dan memberitahukan bahwa suaminya pingsan. Sang istri mengatakan kepada dokter dia akan melakukan perjalanan ke Georgia malam itu. Namun, pada pukul 15.30 waktu setempat, dokter di Warm Springs mengatakan Rooselvet wafat. Ia meninggalkan Wakil Presiden AS Harry S Truman memimpin sebuah negara yang masih berjuang menghadapi perang dunia kedua.

Pada 12 April 1861, perang saudara di AS Dimulai Perang saudara di Amerika Serikat (AS) dimulai antara pasukan Union yang merupakan pihak pemerintah dan konfederasi. Perang itu dimulai ketika pasukan konfederasi melancarkan serangan tembakan ke benteng pasukan Union di Ford Sumter, Charleston Bay, South Carolina.

Selama baku tembak yang berlangsung 34 jam, pasukan konfederasi meluncurkan tembakan dan serangan ke Union. Pada 13 April, Mayor AS Robert Anderson menyerahkan benteng. Namun, presiden AS Abraham Lincoln mengumumkan seruan perlawanan. Sebanyak 75 ribu relawan tentara membantu memberantas pemberontakan dari Selatan.

Perang ini dilatar belakangi pada 1858, yaitu konflik antara pemerintah di kawasan utara  dengan para tuan tanah di wilayah selatan mengenai isu perbudakan. Presiden Lincoln saat itu memutuskan sudah saatnya praktik perbudakan diakhiri.

Namun, pihak selatan tidak setuju dan pemimpinnya mulai mewacanakan untuk memisahkan diri dari negara AS. Kemudian pada 1860, sebagian besar negara di wilayah Selatan secara blak-blakan mengancam memisahkan diri jika Partai Republik, yang merupakan partai anti-perbudakan, menang kursi pemilihan umum kepresidenan.

Menyusul Lincoln dari Partai Republik menang terhadap Partai Demokrat pada November 1860, South Carolina segera memulai proses pemisahan diri. South Carolina kemudian berinisiatif mendeklarasikan undang-undang yang menyatakan berpisah dari pemerintahan AS.

Setelah deklarasi, South Carolina mengatur tentang merebut benteng, gudang senjata, dan lokasi strategis lainnya. Dalam waktu enam pekan, lima negara seperti Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, dan Louisiana mengikuti South Carolina. Pada Februari 1861, delegasi dari negara-negara Selatan berkumpul untuk membentuk pemerintahan bersatu yaitu Konfederasi Amerika. Jefferson Davis dari Mississippi kemudian terpilih sebagai presiden pertama Konfederasi. 

Ketika Abraham Lincoln dilantik pada 4 Maret 1861, total sebanyak tujuh negara termasuk Texas telah bergabung dengan negara konfederasi. Perang akhirnya meletus dan baku tembak dimulai ketika penyerangan pasukan Konfederasi ke Fort Sumter. Perang itu kemudian berakhir pada 1865 dengan menewaskan sekitar 620 ribu pasukan Union dan Konfederasi. Jumlah warga sipil yang menjadi korban dalam perang sipil ini lebih banyak lagi dan tak terhitung. Sehingga, perang ini dkenal sebagai konflik paling berdarah dalam sejarah AS.

 
Berita Terpopuler