Pemillik Sifat Maha

Gambar-online.com
Tauhid memiliki makna mengesakan Allah SWT.
Red: Agung Sasongko

Oleh: KH Athian Ali

 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memahami Sifat-Sifat Maha yang dimiliki Allah SWT menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, karena dari sisi inilah kita bisa melihat banyak bergugurannya keimanan seseorang. Tidak sedikit orang yang terperangkap dalam lembah kemusyrikan karena menuhankan sesuatu selain-Nya.

Pada hakikatnya, Allah SWT memiliki sifat sebagaimana yang akhirnya menjadi Asma-Nya. Maka menjadi satu prinsip dasar keimanan bagi kita untuk meyakini, tidak ada sesuatu selain Allah yang memiliki Sifat Maha.

Hal yang sangat mendasar dari Sifat-Sifat Allah yang harus diyakini oleh setiap orang mukmin  bahwa Allah SWT adalah Dzat yang tidak serupa dengan sesuatu apa pun. Sebagaimana dalam firman-Nya: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”(QS. Asy-Syuuraa, 42:11)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keyakinan terhadap Sifat-Sifat-Nya inilah merupakan prinsip utama dan pertama serta sangat mendasar ketika kita sudah mulai masuk ke dalam keyakinan tentang Sifat-Sifat Allah. Dalam surah Al-Ikhlas dijabarkan bentuk ketidakserupaan Allah sebagai Al Khalik dengan makhluk, “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya” (QS. Al Ikhlas, 112:3-4).

Ketika kita meyakini Sifat-Sifat Allah dan memahami bahwa Allah SWT, Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha Melihat, hal ini harus kita yakini bahwa melihatnya Allah SWT tidak seperti melihatnya manusia. Kita tidak boleh membayangkan bahwa Allah mendengar seperti kita membayangkan cara manusia mendengar dengan dua telinga.

Sepanjang kita membayangkan seperti itu, maka kita sudah menyamakan Allah SWT dengan sesuatu, makhluk.

Manusia bisa mendengar tapi tidak lantas menjadi Maha Mendengar, karena dapatnya manusia mendengar pasti memerlukan alat untuk mendengar.

Apakah Allah SWT memerlukan alat untuk menjadikan diri-Nya Maha Mendengar?

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --  Tentu tidak!

Kita harus betul menempatkan Dzat Allah tidak sama dengan makhluk yang kita lihat. Sebenarnya yang ada di benak kita adalah sebuah rekaman sesuatu yang telah kita lihat dan dengar. Maka tidak ada rekaman sedikit pun dalam benak kita untuk membayangkan Allah itu seperti apa.

Pengetahuan dan keyakinan kita terhadap Allah SWT sebatas apa yang telah dijelaskan-Nya bahwa Dia itu Maha Mendengar. Tidak dijelaskan secara rinci cara mendengarnya seperti apa. Tidak boleh kita lebih jauh memperinci Maha Mendengarnya Allah dengan mengggunakan alat apa.

Bila hal ini terjadi, maka pada saat itu pula kita sudah menyamakan Allah SWT dengan makhluk. Hendaknya tanamkan dalam keyakinan kita bahwa Allah SWT tidak serupa dengan makhluk, dan Dia adalah pemilik segala Sifat Maha.

Di dalam Sifat-Sifat Allah itu salah satu di antaranya terdapat Sifat-Nya yang Maha Mengetahui (Al-‘alim).

Tidak ada yang Maha Mengetahui kecuali Allah. Sebagaimana firman-NYa: “Dan hanya pada Allah saja kunci-kunci alam ghaib itu, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia” (QS. Al-An’aam, 6:59). Artinya, tidak ada seorang pun yang mengetahui alam ghaib, karena kuncinya hanya ada pada Allah SWT.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Juga dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Allah di sisi-Nya ilmu (tentang) kiamat, dan Dia menurunkan hujan dan mengetahui apa-apa dalam rahim. Dan tiada seorang mengetahui apa yang akan dikerjakan besok dan tiada seorang mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti” (QS. Luqman, 31:34).

Di ayat ini ada “lima” hal yang ghaib yang hanya Allah SWT saja yang mengetahuinya.

Pertama, “Hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui kapan hari Kiamat itu terjadi”. Artinya, tidak ada seorang manusia pun yang bisa mengetahui kapan Kiamat akan terjadi. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa Kiamat akan terjadi pada hari tertentu, maka sangat perlu dipertanyakan keimanannya.

Kedua, “Dan hanyalah Dia-lah yang Mahakuasa menurunkan hujan”.

Ketiga, “Dan hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam rahim”. Allah SWT bukan hanya mengetahui jenis kelamin yang ada dalam rahim, tetapi Dia Maha Mengetahui segalanya yang ada dalam rahim, termasuk kapan ia lahir, meninggal, mendapatkan jodoh dan rezeki.

Keempat,”Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui apa yang akan diperolehnya esok”. Manusia tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi beberapa saat kemudian, kesemua ini hanya Allah-lah yang Mahatahu.

Kelima, “Tidak ada seorang manusia pun yang bisa memastikan di bumi mana dia akan dijemput ajalnya”. Bukan hanya kapan, bahkan dimana tempatnya pun manusia tidak ada yang tahu ajalnya akan tiba.

 
Berita Terpopuler