Ancaman Hoax, Penutupan Sekolah di Los Angeles Dikecam

Info Palestina
Penutupan Sekolah (ilustrasi).
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES --  Keputusan otoritas Los Angeles, Amerika Serikat (AS) yang menutup lebih dari 1.000 sekolah umum pada Selasa (15/12) akibat ancaman serangan bom dinilai sebagai reaksi yang berlebihan. Aparat berwenang mengatakan, ancaman hanya tipuan (hoax).

Para pejabat federal, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, keputusan di Los Angeles adalah reaksi berlebihan.  Setelah lebih dari 1.500 sekolah di distrik diperiksa, wali kota Los Angeles Eric Garcetti mengakui bahwa pesan tersebut hanya tipuan.

"Kami sekarang dapat mengumumkan bahwa FBI menetapkan bahwa ini bukan ancaman yang nyata," kata Garcetti.

Ia menambahkan bahwa insiden itu memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Tetapi ia mengatakan, anak-anak aman dan bisa kembali ke sekolah besok.

Langkah penutupan sekolah secara massal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dan membuat sedikitnya 643.000 siswa dan orang tua mereka frustrasi.

Dewan Kota Joe Buscaino, yang memiliki dua anak di sekolah LAUSD mengatakan tak setuju dengan penutupan masal sekolah.

"Saya tidak setuju dengan menutup sekolah karena itu hanya menunjukkan kepada orang-orang bahwa kita takut mereka," kata Marisol Hadadi, yang putranya menjadi murid sekolah dasar Marquez di Pacific Palisades.

Ronna Bronstein, yang memiliki dua anak laki-laki di sekolah dasar, mengatakan, dia berusaha melindungi anaknya yang termuda dari berita.

"Saya tidak ingin dia menjadi takut untuk kembali ke sekolah besok," katanya.

 
Berita Terpopuler