Keluarga Tarantino Berislam Berkat Perang Irak

REPUBLIKA.CO.ID,FLORIDA -- Bagi keluarga Tarantino, masuk Islam telah memberi tujuan, makna, dan bimbingan dalam hidup mereka. Mereka berhenti minum alkohol dan melakukan banyak kegiatan amal.

Lahir dari keluarga Katolik Roma, kedua suami istri itu sama-sama memutuskan berislam beberapa tahun silam. Cristina berasal dari Mannheim, Jerman, sedangkan suaminya dari Kissimmee, Florida. Pasangan ini bertemu lebih dari satu dekade yang lalu di pangkalan tentara Mannheim.

Chris Tarantino adalah seorang sersan di Angkatan Darat AS. Perjalanan keislaman suami istri itu dimulai tahun 2006. Sebagai pasukan Angkatan Darat AS, Chris ditugaskan ke Irak. Saat itulah, istrinya mulai berpikir tentang hidup dan mati.

“Saya benar-benar takut akan terjadi sesuatu padanya,” kata Cristina dilansir dari islamconverts, Jumat (4/12). Perempuan mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi setelah kematian.

Kegelisahan itu membuat Cristina berusaha mencari jawaban. Ia lantas menghabiskan waktu bersama kakaknya yang terlebih dulu masuk Islam setelah menikah dengan orang Palestina.

Cristina mencari bimbingan lewat kakaknya. Jawaban  tentang Islam terdengar masuk akal bagi Cristina. Ia mampu memberikan ketenangan.

FLORIDA -- Perempuan itu kemudian membahas pencarian spiritualnya dengan sang suami di telepon. Renungan-renungan terhantar lewat sambungan telepon antara Camp Taji, Irak dan Mannheim, Jerman.

“Saya agak terkejut juga ketika mendengar istri saya mengatakan, ‘Saya telah menerima Islam’,” kata Chris.

Pertanyaan pertama segera terlontar dari lelaki itu, “Apakah kamu mulai mengenakan jilbab?” Cristina menjawab dia belum siap. Lelaki itu tidak bertanya lebih banyak lagi. “Saya kemudian meminta bimbingan dalam doa-doa saya,” kata Chris.

Cristina perlahan menjadi lebih religius. Sekembali dari Irak, ia mengajak suaminya ke sebuah masjid di Mannheim. Komunitas Muslim di sana mengajarkan bahwa seluruh gagasan radikal yang membolehkan Muslim berbuat kekerasan terhadap Barat benar-benar salah.

Chris pun bertekad mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Ia tahu Nabi Muhammad tidak membenarkan bentuk-bentuk kekerasan itu. Islam tidak mengaitkan diri dengan radikalisme apapun.

FLORIDA -- Beberapa tahun berlalu. Untuk kedua kalinya, dia dikerahkan ke Irak. Bedanya, tentara bermata biru berambut pirang itu kini telah menjadi seorang Muslim. Chris memutuskan untuk tidak menyembunyikannya. Dia pergi ke Kuwait dan membeli sajadah di sana.

“Saya melihat ini bukan akhir dari dunia saat saya mengatakan seorang Muslim,” kata Chris jenaka.

Selama satu dekade terakhir pertempuran di negara-negara Muslim, beberapa tentara kadang harus berjuang dengan persepsi bahwa Muslim memusuhi militer mereka. Chris terdaftar di Angkatan Darat pada tahun 1998, sebelum kelompok teroris menyerang Amerika Serikat.

Sejak awal, lelaki itu mengatakan, dia tidak pernah punya perasaan apapun tentang Muslim, baik positif maupun negatif bahkan ketika menuju ke Irak.

“Yang saya tahu, kami akan memerangi terorisme,” kata dia.

Sebagai seorang tentara, dia hanya berpikir untuk melakukan apa yang diperintahkan. Beberapa orang mengatakan, ketidaktahuan merupakan keberuntungan.

“Tapi, saya kira saya bodoh,” lanjut lelaki itu. Pandangannya tentang perang Irak dan Afghanistan, serta perang pada umumnya ikut berubah.

Tapi, situasinya memang tidak biasa. Chris satu-satunya tentara AS di masjid Jerman dan salah satu dari segelintir Muslim di pasukan Angkatan Darat. Dia harus pandai-pandai menjelaskan.

“Sebagai Muslim, kami percaya bahwa jika Anda membunuh satu orang yang tidak bersalah, seolah-olah Anda telah membunuh seluruh umat manusia di dunia. Tetapi jika Anda menyelamatkan satu orang, Anda menyelamatkan seluruh dunia. Saya ingin berada di sisi yang baik,” kata lelaki yang tinggal di Ben Franklin Village, Mannheim ini.

FLORIDA -- Tarantino bersama jamaah masjid setempat mulai mendirikan sebuah kelompok nirlaba untuk mengirim makanan dan obat-obatan ke Somalia, sebuah negara yang mengalami kelaparan terburuk dalam beberapa dekade.

Cristina dan enam anggota komunitas Muslim lain membentuk sebuah lembaga amal yang disebut Islamischer Humanitaerer Entwicklungsdienst. Hanya dalam beberapa minggu, lembaga amal itu telah mengumpulkan danmengirim 135 ton makanan dan obat-obatan.

Suaminya ikut membantu menyediakan tenaga. Makanan dan persediaan dijemput dari sebuah gudang dekat Cologne dan dikirim melalui laut. Mereka bekerjasama dengan lembaga amal setempat di Somalia.

Di rumah, keluarga itu juga terus mempelajari agama baru mereka dan berusaha menjalankan syariat Islam secara kaffah. Cristina sudah mengenakan jilbab, rok panjang, dan baju lengan panjang. Masyarakat Jerman, menurut dia, tidak terlalu asing dengan pakaian itu.

Di masjid, ada begitu banyak mualaf Jerman. Kebanyakan dari mereka perempuan. Selain itu, ada juga orang Maroko, Bosnia, Polandia, dan Rusia.

FLORIDA -- Sebagai anggota pasukan Angkatan Darat, keluarga Tarantino tinggal di pangkalan militer. Ketika Cristina pergi ke pusat militer, orang-orang sering menatapnya.

“Saya merasa seperti astronot,” guraunya. Terakhir kali, ketika dia pergi bersama adiknya, orang-orang mengira kedua Muslimah itu perempuan Turki yang biasa datang untuk bersih-bersih.

“Saya bilang suami saya, mereka mungkin berpikir kamu membawaku dari Irak,” lanjut dia. Meski begitu, suaminya tidak pernah bermasalah dengan integrasi sosial di lingkungan kerjanya. Tentara di unitnya, Batalyon 72, tahu kalau dia Muslim. Mula-mula, memang teman-temannya heran. Mengapa? Apa? Kamu benar-benar Muslim? Pertanyaan-pertanyaan itu dilontarkan pada Chris.

Yang paling berat, kata Cristina, justru bagaimana memahamkan anaknya soal Islam. Pasangan itu dikaruniai dua anak, Andrew dan Kayden. Keduanya masih kecil.

Secara bertahap mereka mengajarkan bahwa tidak ada lagi peri gigi, tidak ada Santa Claus, dan atribut-atribut lain yang dulunya lekat bagi anak-anak Kristen.

“Lambat laun, Andrew dan Kayden bisa menerima sangat baik,” ujar Cristina sumringah.