Masyarakat Ciayumajakuning Usung Ki Bagus Rangin Jadi Pahlawan Nasional

Lilis Sri Handayani/Republika
Seminar ihwal perjuangan Ki Bagus Rangin.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Maman Sudiaman

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Masyarakat Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) dan sejumlah daerah di sekitarnya mendukung Ki Bagus Rangin dianugerahi gelar pahlawan nasional. Pejuang asal Kabupaten Majalengka itu selama hidupnya gigih melawah penjajah Belanda.

Hal itu terungkap dalam Seminar Nasional Pengusulan Ki Bagus Rangin sebagai Pahlawan Nasional di Gedung SKB Kabupaten Majalengka, Sabtu (5/9) lalu. Dalam seminar itu hadir Wakil Ketua Badan Pengkajiaan MPR RI, TB Hasanudin, Ketua Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Jawa Barat, Nina Herlina Lubis, sejarawan Djokomarihandono, filolog R Ahmad Opan Safari Hasyim,  dan budayawan serta sejarawan Indramayu, Supali Kasim.

Ketua TP2GD Provinsi Jawa Barat, Nina Herlina Lubis, menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian sejarah yang dilakukan Guru Besar Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, dinyatakan bahwa Ki Bagus Rangin sangat layak diberi gelar kehormatan sebagai pahlawan nasional. Menurutnya, Ki Bagus Rangin memenuhi semua syarat sesuai Undang Undang Nomor 20 tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, Tanda Kehormatan.
 
''Ki Bagus Rangin terbukti secara historis sebagai orang yang gigih melawan penjajah dan sampai akhir hayatnya tidak pernah menyerah kepada penjajah Belanda,'' kata Nina.





REPUBIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Berdasarkan catatan sejarah, Ki Bagus Rangin adalah pemimpin perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda selama kurun waktu 1811 – 1818. Selama tujuh tahun itu, dia memimpin pemberontakan rakyat Ciayumajakuning dan sekitarnya terhadap penjajah Belanda.

Sementara itu, Wakil Ketua Badan Pengkajiaan MPR RI, TB Hasanudin, menambahkan, dari sisi peperangan militer, teknik yang digunakan Ki Bagus Rangin sudah sangat modern dan canggih. Saat melawan penjajah, Ki Bagus Rangin mengembangkan sistem perang gerilya dan cara penyergapan hit and run.

Dengan sistem itu, Ki Bagus Rangin menerapkan taktik dan strategi tutup kembu, yakni pasukan musuh dibiarkan masuk perangkap lalu diserang dari berbagai arah. Strategi perang Ki Bagus Rangin itu bahkan kini dipelajari secara khusus di Akmil (Akademi Militer).

''Dengan sistem dan taktik itu, ribuan tentara Belanda tewas. Mereka pun kewalahan menghadapi perjuangan Ki Bagus Rangin,'' kata Hasanudin yang juga mantan anggota TNI-AD dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu.

Perjuangan Ki Bagus Rangin akhirnya harus berakhir setelah Belanda menangkapnya. Bahkan, Ki Bagus Rangin dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal kepalanya. Selain itu, dua orang adik Ki Bagus Rangin juga dibunuh dengan cara ditenggelamkan di Laut Jawa.

Sementara itu, Nina menambahkan, hasil seminar tersebut akan dirumuskan ke dalam satu usulan disertai alasan dan syarat atau kriteria, termasuk juga dukungan masyarakat dan tokoh-tokoh Jawa Barat. Setelah itu diajukan oleh TP2GD ke gubernur Jawa Barat yang akan dilanjutkan menjadi usulan resmi masyarakat Jawa Barat ke DPR, dan diusulkan resmi ke pemerintah.

''Kita berharap tahun depan Ki Bagus Rangin bisa menjadi pahlawan nasional dari Jawa Barat,'' ujar Nina.

 
Berita Terpopuler