Karantina Haji di Era Kolonial

Jamaah haji baru tiba di Pulau Onrust

Barak karantina haji di Pulau Onrust

Jamaah haji yang akan diperiksa kesehatannya di Pulau Cipir

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di zaman kolonial, nasib para jamaah haji sungguh menyedihkan. Setibanya di Tanah Air setelah melakukan rukun Islam kelima, mereka harus dikarantina dan ditempatkan di barak-barak (seperti terlihat dalam foto).

Di tempat itu, sekitar 3.500 jamaah haji ditampung untuk pemeriksaan kesehatan. Bukan hanya jamaah haji dari Jakarta, tapi dari seluruh Nusantara, tidak terkecuali diharuskan dikarantina di pulau yang luasnya sekitar 7,5 hektare itu.

 Di Pulau Cipir kita masih mendapati tempat perawatan jamaah haji yang kini sudah tinggal puing-puing. Setiba di Onrust dari Cipir, para jamaah haji kembali diperiksa kesehatannya. Di sini, terdapat enam petugas kesehatan Belanda turut menangani jamaah haji.

Para jamaah haji yang meninggal dikuburkan dengan sangat sederhana. Jenazah-jenazah jamaah haji dimakamkan di sembarang tempat dan sama sekali tidak memperhitungkan arah kiblat. Itulah derita para haji di Onrust era kolonial.

(Sumber: Pusat Data Republika/Alwi Shahab)

 
Berita Terpopuler