DMI: Ziarah Kubur Perkuat Semangat Beribadah

Warga melakukan ziarah kubur di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Ahad (7/6). (Republika/Wihdan)
Rep: c93 Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sekretaris Bidang Dakwah Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Ahmad Yani memaparkan, fungsi ziarah kubur adalah untuk mengingat mati. Sebab, dengan mengingat mati, maka orang akan lebih giat lagi dalam melaksanakan ibadah.
 
“Karenanya setelah ziarah kubur semangat kita untuk beramal shaleh semakin besar. Amal shaleh tersebut bisa menjadi bekal untuk menghadap Allah SWT,” kata dia kepada ROL, Jumat (17/7).
 
Yani melanjutkan, yang penting dilakukan saat ziarah bukan tabur bunga, tapi mendoakan orang yang sudah meninggal. Dia pun menyayangkan banyaknya orang yang tidak bisa berdoa dan membayar orang untuk membacakan doa.

“Kita yang mendoakan bukan malah minta didoakan. Tapi banyak orang berdoapun tidak bisa, makanya di pekuburan ada tukang baca doa,” tambah dia.

Seperti diketahui, memasuki hari raya Idul Fitri, tidak hanya ritual shalat idul fitri dan tradisi sungkeman atau halal bi halal, tetapi juga ziarah kubur. Tradisi ini telah terjadi dalam rentangan waktu yang sangat lama dan tentu bermula ketika Islam mulai berkembang di Nusantara. Para wali, khususnya wali songo adalah orang yang pertama mengembangkan tradisi nyekar atau tradisi ziarah kubur.

 
Berita Terpopuler