Sate Maranggi Purwakarta Bersiap Go International

Republika/Edi Yusuf
Sate maranggi asal Purwakarta. Sate maranggi saat ini sedang dipersiapkan go internasional. (Republika/Edi Yusuf)
Rep: Ita Nina Winarsih Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sebanyak 400 pedagang sate maranggi asal Purwakarta, mengikuti pelatihan branding (penguatan merek). Pelatihan tersebut sebagai gerbang awal untuk menuju sate maranggi go international.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan pemkab telah kerja sama dengan praktisi branding untuk melatih para pedagang sate maranggi ini. Selama ini sate maranggi sudah terkenal. Bahkan, dulu kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif telah menetapkan sate maranggi sebagai ikon Purwakarta.

"Tapi, masih ada kelemahannya, yakni dari sisi branding," ujar Dedi, kepada Republika, Rabu (6/5).

Ke depan, akan ada standardisasi sate maranggi dan ayam bakakak. Jadi, tampilannya tidak akan seperti ini. Melainkan, ada sentuhan inovasi supaya kuliner ini bisa diterima masyarakat nasional dan internasional.

Standardisasi itu, dari penampilan fisik saung, tanggungan sate, kipas sampai dagingnya. Jadi, ke depan daging untuk sate maranggi tidak bisa sembarangan, ada kualifikasinya. Misalkan, domba atau sapinya yang dipakainya jenis apa.

Selain itu, saung-saung sate maranggi juga akan dilengkapi dengan jaringan internet supaya sate atau ayam bakakak yang menggugah selera itu bisa langsung diunggah oleh konsumen. Tujuannya agar  masyarakat yang mengakses internet mengetahui sate khas Purwakarta itu.

Tak hanya itu, lanjut Dedi, pemkab menginginkan sate maranggi dan ayam bakakak masuk dalam daftar menu hotel bintang lima. Bahkan, target selanjutnya sate maranggi dan ayam bakakak bisa sampai pada festival makanan skala internasional.

"Makanya, sate maranggi ini akan ditata supaya bisa go international. Bisa mengalahkan rendang," ujar Dedi.

 
Berita Terpopuler