Air Banjir Bisa Digunakan Lagi dengan IGW Green Ultrafilter'

Republika/Yasin Habibi
Anak-anak bermain air saat banjir melanda perkampungan di Petogogan, Jakarta Selatan
Rep: Dyah Meta Ratna Novia Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air banjir dapat dimanfaatkan untuk keperluan air bersih. Ini dimungkinkan berkat, temuan Inovator IGW Green Ultrafilter dari ITB, Dr I Gde Wenten.

Ia menjelaskan awal mula temuannya berlatarbelakang kebutuhan masyarakat atas air bersih meningkat, baik di kota-kota besar maupun daerah yang susah air.

 "IGW Green Ultrafilter ini sangat cocok digunakan di berbagai rumah tangga di Indonesia. Air kotor seperti air  banjir, air bekas cucian bisa dijadikan air dengan kristal jernih kualitas tinggi dengan IGW Green Ultrafilter dalam waktu cepat, air tersebut bisa digunakan untuk keperluan lainnya,"kata Wenten di Jakarta, Selasa, (12/8).

Pompa tangan pemurni air ini, terang Wenten yang mengenakan baju batik coklat ini, bekerja dengan kualitas tinggi menggunakan teknologi membran. Sehingga pompa air bersih ini mampu menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, sediment, germs, koloid yang ada di air banjir maupun bekas cucian.

Meskipun air yang dihasilkan memang bersih, kata Wenten, namun ia tidak merekomendasikan air tersebut untuk diminum. "Tapi Pak Dahlan Iskan pernah minum air yang dimurnikan dengan pompa ini, beliau tetap sehat dan baik-baik saja saking percayanya dengan penemuan teknologi ini,"katanya penuh semangat.

Menurut Wenten, teknologi yang ditemukannya sangat cocok bagi kebutuhan air bersih rumah tangga. "Saya kira cara pemurnian air yang dilakukan oleh PDAM sudah  kuno sekali, dengan teknologi ini rumah tangga bisa menggunakan air yang sama berkali-kali untuk keperluannya,"katanya.

Kalau PDAM, terang Wenten, membutuhkan fasilitas yang besar. Kalau IGW Green Ultrafilter bentuknya kecil dan simple namun sangat bermanfaat dengan kualitasnya yang tinggi, simple untuk kebutuhan rumah tangga.

Pompa ini, ujar Wenten, bisa menghasilkan 500 liter air bersih dalam waktu satu jam. Alat ini bekerja dengan menggunakan  teknologi membran yang cara  kerjanya di level molekul berukuran nano yang  sangat kecil.

 
Berita Terpopuler