Pengamat: Jakarta Harus Punya Tempat Evakuasi

Republika/ Tahta Aidilla
WNA dievakuasi naik perahu karet saat banjir di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (17/1).
Red: Dewi Mardiani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, mengatakan seharusnya Jakarta yang selalu dilanda banjir tahunan mempunyai tempat evakuasi untuk menampung para pengungsi.

"Idealnya pembangunan kota harus berbasiskan mitigasi bencana," ujar Yayat di Jakarta, Jumat (18/1). Dengan demikian, katanya, jika terjadi bencana, maka masyarakat tahu harus mengungsi ke mana karena sudah mempunyai tempat evakuasi.

Kondisi itu, berbeda dengan yang terjadi saat ini saat korban banjir banyak mengungsi di tempat yang tidak seharusnya. "Tempat pengungsian yang ditempati pengungsi saat ini tidak layak seperti di jalanan sehingga mengganggu pengguna jalan lainnya."

Yayat menambahkan tempat evakuasi bisa dibuat di tanah kosong ataupun lapangan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuat tempat evakuasi adalah sanitasi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan total pengungsi banjir di Jakarta mencapai 15.423 orang dengan sebaran pengungsi berada di 68 titik.

Banjir telah merendam 720 RT di 73 Kelurahan di Jakarta. Jumlah pengungsi 7.196 jiwa di Jakarta Timur, 3.147 jiwa di Jakarta Selatan, 1.268 jiwa di Jakarta Pusat, 2.912 jiwa di Jakarta Barat dan 900 jiwa Jakarta Barat.

 
Berita Terpopuler