Bupati Purwakarta Wacanakan Siswa ke Sekolah Pakai Egrang

Antara
Egrang
Rep: Ita Nina Winarsih Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta berupaya melestarikan budaya berbasis kearifan lokal. Salah satunya adalah permainan tradisional Egrang.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, bukan hanya alat untuk bermain, Egrang memiliki filosofi tersendiri. Dengan bermain Egrang, berarti orang yang bersangkutan sudah mampu menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Karena itu, permainan tradisional ini perlu dilestarikan," kata Dedi, Rabu (20/6).

Diakui Dedi, rencananya, tahun depan pemkab akan mengeluarkan kebijakan baru. Setiap siswa sekolah harus menggunakan Egrang dari rumah menuju sekolahnya.

Dedi melanjutkan, seperti anak-anak di Cina mereka terbiasa menggunakan Egrang. Dengan demikian fisik mereka menjadi lebih kuat.

"Cara anak-anak di Cina ini perlu diadopsi oleh anak-anak Purwakarta," jelas Dedi.

Kedepan, kata Dedi, Egrang tidak hanya menjadi permainan yang dimainkan setahun sekali. Melainkan dibiasakan digunakan dalam kehidupan sehari-hari agar permainan ini tidak mengalami kepunahan.

Selain itu, anak-anak juga akan memiliki fisik yang kuat dan tahan terhadap serangan penyakit.

Secara terpisah, Kasubag Pemberitaan Humas Pemkab Purwakarta, Jaya Pranolo, mengatakan, pada rangkaian hari jadi Purwakarrta sekitar 500 PNS mengikuti lomba permainan Egrang. Pesertanya merupakan pegawai dari 26 OPD dan 17 kecamatan, serta 192 kelurahan dan desa.

"PNS pemkab juga perlu mengenal permainan tradisional," kata Jaya.

Disebutkan Jaya, pada rangkaian hari jadi Purwakarta ini, pemkab juga telah mengagendakan Festival 10 ribu Egrang. Festival ini rencananya akan menembus rekor MURI dengan melibatkan para pelajar, guru, dan PNS di lingkungan pemkab.

 
Berita Terpopuler