Badai Matahari Mereda, Kesempatan Saksikan Aurora Borealis Meredup

AP Photo
Aurora Borealis
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Efek badai mataharai terkuat, terhitung sejak 2005, menurut pakar cuaca luar angkasa, sudah mulai berkurang.

Satu efek, dikenal sebagia Aurora Borealis atau Cahaya Utara, dapat dilihat awal pekan ini lebih menjauh ke arah selatan akibat kekuatan badai.

Badan Survey Cuaca Angkasa Geologi Inggris, melaporkan suasana akan mulai 'hening' dalam 24 jam ke depan mengingat efek geomagnetik berlangsung. Sementara Spaceweather.com mengatakan badai kini telah berlalu.

Lembaga itu mengatakan Cahaya Utara kemungkinan besar terlihat di garis lintang teratas sekitar Lingkaran Benua Arktik.

Badan pemantau Aurora di Inggris, melaporkan tidak ada aktivitas nyata setelah tampilan auroras memukai pada awal pekan ini. Beberapa pemandangan terbaik dari Cahaya Utara terlihat dari sejumlah titik di Skotlandia.

Badai geomagnetik disebabkan oleh jilatan lidah api yang memancar dari Matahari terjadi mulai pukul 23 Januari. Ilmuwan mengatakan Rabu adalah puncak tertinggi efek yang ditumbulkan fenomena alam tersebut.

 
Berita Terpopuler