Kamis 19 Mar 2020 11:33 WIB

Cendekiawan Nigeria Minta Masjid tak Ditutup Karena Corona

Presiden Nigeria diminta tak menutup masjid karena corona.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Cendekiawan Nigeria Minta Masjid tak Ditutup Karena Corona. Foto: Salah satu masjid nasional Nigeria, Abuja()
Cendekiawan Nigeria Minta Masjid tak Ditutup Karena Corona. Foto: Salah satu masjid nasional Nigeria, Abuja()

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA --- Seorang cendikiawan muslim Nigeria, Dr Abubakr Imam Aliagan meminta Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari serta Dewan Kesultana dan otoritas muslim di negara itu untuk tidak mengeluarkan langkah menutup masjid-masjid di Nigeria karena wabah virus corona.

Abubakr Imam Aliagan adalah seorang Professor studi Islam dari Universitas Ilorin (Unilorin). Awalnya pada Rabu (18/3), Aliagan mengomentari penangguhan sholat berjamaah yang berlaku di Arab Saudi. Di mana pada Selasa (17/3) Saudi menghentikan pelaksanaan sholat lima waktu dan shalat Jumat di sejumlah masjid di negara itu kecuali dua Masjid suci di Mekah dan Madinah.

Baca Juga

Setelah itu kepada salah satu media swasta Nigeria, Aliagan mengatakan bahwa pria muslim di Nigeria harus tetap diizinkan untuk melaksanakan shalat wajib di masjid. Bahkan Aliagan menyebut umat Islam telah diberkahi dengan sistem kekebalan alami melawan virus corona. Aliagan juga mengatakan pejabat kesehatan di engara itu harus menyarankan orang-orang untuk mencuci tangan seperti yang dilakukan seorang muslim yakni berwudhu lima kali sehari sebelum melaksanakan shalat wajib.

"Sekali lagi, saudari-saudari kita selalu dihiasi hijab, beberapa bahkan menggunakan niqab dan sarung tangan. Jadi kita umat Islam sudah memiliki sistem kekebalan yang kuat terhadap virus corona. Artinya kami tak memiliki masalah," kata Aliagan seperti dilansir Daily Post (19/3).

"Bahkan di Prancis saya mengetahui bahwa mereka yang sepenuhnya bebas dari terpapar virus corona adalah wanita dan wanita muslim yang menutupi wajah mereka, menggunakan sarung tangan dan tidak berjabat tangan dengan orang-orang," tambah Aliagan.

Aliagan yang juga seorang imam masjid Jumat mengatakan bahwa tindakan Pemerintah Saudi sejalan dengan ajaran Islam tentang mencegah penyebaran epidemi di darah mana pun. Aligan menjelaskan secara khsusus Nabi menyebutkan bahwa jika ada epidemi di lokasi tertentu, orang tidak boleh mendekati daerah atau tempat bahaya itu.

“Sementara orang-orang yang tinggal di sana tidak boleh keluar sampai epidemi hilang. Nabi, dengan implikasi mengatakan kita harus menghindari penyebaran epidemi dengan langkah pencegahan yang diperlukan. "

Aliagan berpendapat bahwa arahan pemerintah Saudi hanya ditujukan untuk mencegah penyebaran dari penyakit tersebut. Namun demikian menurutnya hal itu tak perlu diikuti oleh Nigeria.

"Saya tidak berpikir umat Islam dan otoritas di Nigeria harus mengikuti garis Arab Saudi dengan melarang sholat berjamaah di masjid-masjid. Situasi di negara kita sangat berbeda dari dunia Arab atau bahkan di beberapa negara barat. Ketakutan dengan mudah merusak sistem kekebalan tubuh dan tubuh mereka. Namun, saya masih mengatakan bahwa kita harus mengikuti apa yang dinasihatkan Nabi. Yaitu kita seharusnya tidak menerima epidemi atau penyakit pembunuh apa pun begitu saja. Kita harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan. Setiap saran dari pejabat kesehatan harus sangat dipatuhi dan dipatuhi," kata Aliagan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement