Selasa 17 Mar 2020 21:55 WIB

Trump Sebut Corona Sebagai Virus China, Beijing Marah Besar

China menyebut pernyataan Trump rasis.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS, Donald Trump(VOA)
Foto: VOA
Presiden AS, Donald Trump(VOA)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- China marah menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut virus Corona covid-19 sebagai virus "China".

Juru bicara kementerian luar negeri China, Selasa (17/3), memperingatkan bahwa AS harus mengurus urusannya sendiri sebelum menstigmatisasi China.

Baca Juga

"Kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahannya dan menghentikan tuduhannya yang tidak berdasar terhadap China," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang.

Seperti diketahui kasus pertama Covid-19 dimulai dari Kota Wuhan di China pada akhir 2019. Namun, pekan lalu juru bicara kementerian luar negeri China menyebutkan adanya teori konspirasi, dengan menuduh Angkatan Darat AS telah membawa virus ke wilayah tersebut.

Tuduhan tidak berdasar itu menyebabkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuntut China untuk berhenti menyebarkan informasi yang salah saat berusaha mengalihkan kesalahan atas wabah tersebut.

Sejauh ini, lebih dari 170 ribu kasus telah dicatat di seluruh dunia, dengan lebih dari 80 ribu kasus di China. Namun, pada Selasa (17/3), Beijing mengatakan telah mencatat hanya satu kasus baru yang dikonfirmasi di China dengan semua kasus baru lainnya berasal dari luar (imported cases).

Presiden AS Donald Trump mencicit pada Senin (16/3) yang menggambarkan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 sebagai 'virus China'.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan agar tidak menghubungkan virus ke area atau kelompok tertentu, karena risiko stigmatisasi.

Namun, sejumlah pejabat pemerintah AS tetap menyebutnya sebagai virus China.  Sementara itu, Pompeo berulang kali merujuk pada 'virus Wuhan'.

Kantor berita resmi China, Xinhua, mengatakan apa yang dikatakan Trump merupakan rasis dan xenofobia. Xinhua juga menyebut ketidak bertanggung jawaban dan ketidakmampuan para politisi atas tudingan AS tersebut. Hal ini berisiko meningkatkan kekhawatiran terhadap virus.

Kritik juga dari  Wali Kota New York Bill de Blasio yang mengatakan frasa tersebut berisiko memicu lebih banyak fanatisme terhadap orang Asia-Amerika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement